|
Lebih 30 tahun berkarya, Biyan
kembali menunjukan kepiawaiannya pada mode. |
DI
BAWAH LANGIT SERUNI.
Tunas-tunas gaya setiap wanita kembali bermekaran
dengan ragam kecantikan kreasi busana yang segar dan mencuri hati.
Saat
konfeti berjatuhan di tengah peragaan Biyan, menjatuhi model yang melangkah
sunyi, kita seperti dibawa menikmati keanggunan, kecantikan dan perayaan akan
mode. Seruni koleksi terbaru desainer kebanggan Indonesia menjadi tajuk utama
peragaan tahunan koleksi Spring/ Summer 2015 digelar di Hotel Mulia Jakarta
pada 17 Juni silam.
Sinar
yang menelusuk bambu-bambu besar pada dekor panggung peragaan membuka peragaan,
potonggan longgar yang banyak ditemui di koleksinya tetap membuat keanggunan
wanita tetap pada puncaknya. Garapan material melayang, transparan ataupun
dengan potongan tailored sekalipun memberikan napas perempuan tetap memiliki
senjata gaya yang ampuh untuk mencuri perhatian. Pada sekuen awal, Biyan
mengajak para penggemarnya untuk berada pada zona romantis dalam iringan palet
pastel seperti pink, hijau, biru, khakis yang lembut. Nuansa floral hadir pada
motif, bordir dan aplikasi detail pada material. Pada rangkaian ini, desainer
yang menekuni pendidikan mode di London ini pun mencoba kreasi rancangannya
dengan sensasi eksperimental yang feminin. Hal itu tercermin pada potongan
terusan longgar dengan aksen big ruffle pada beberapa sisi asimetrikal. Biyan
juga memadankan ide berbusana segar, pada padanan elemen berpotongan ringan dan
structured baik pada atasan, dalaman atau luaran panjang. Corak bunga yang
menjalar pada beberapa bagian atau mengawinkan beberapa corak pada satu elemen,
memberikan nuansa feminin semakin individual. Satu potongan atasan berkerah
komono atau satu set atasan dan celana berpulas hijau bunga, mengarahkan setiap
wanita untuk terus mendengar suara alam mode untuk tetap tampil manis, tapi
dalam cita rasa yang sophisticated.
Nostalgia
yang kerap terbersit dalam benak sang desainer juga diceritakan pada sekuen
selanjutnya. Asia atau Indonesia yang sempat digarap sang desainer di
perjalanan awal kariernya sebagai desainer banyak digelar pada setiap model
berias innocent. Nuansa gelap atau tanah, ditebar dalam ladang motif dan
dekorasi yang kaya. Mulai dari bangau, bunga, polka dot, daun panjang hadir
pada elemen busana bepotongan bawah lutut dan sebatas kaki yang apik. Konsep
layering juga diterapkan pada beberapa koleksi, seperti dalaman kemeja panjang, jaket, luaran
transparan seperti net, coat, celana hingga rok lebar. Atasan berpotongan boxy,
tunik atau kaftan juga lebih outstanding dengan taburan payet dekoratif berpola geometris. Beberapa payet
diaplikasikan dengan pengerjaan
tangan level tinggi, tak hanya taburan kristal yang bersilauan, tapi justru
paduan payet batu bernapas tribal mungil, batuan kusam yang disatukan dengan
kilap kristal yang sinergis, teknik ini memberikan wacana baru dalam menerapkan
embellishment berkarakter low and high dengan berbungkus akhir yang glamour.
Berbicara
tribal yang secara global menjadi tajuk tren, sekuen akhir Biyan mengamini
poros mode tersebut. Ragam visual patung-patung atau kain tenun daerah Sumba, Indonesia
yang kental dihadirkan dengan teknik bordir pada atasan panjang, luaran hingga
rok, beberapa hadir dalam pulas warna cokelat khas tenunan Sumba namun beberapa
hadir dalam warna putih, oranye, biru dan kren yang dramatis. Koleksi seri ini
bisa menjadi item investasi yang berharga bagi Anda pencinta budaya, juga
fashion bervisi global.
Busana
malam tak lagi dimonopoli oleh sepotong gaun saja, tapi juga beberapa elemen
atasan, bawahan, dan luaran longgar. Beberapa pilihan material sutera bercorak,
organza bertekstur, transparan yang melayang ringan, atau barisan embellishment
oranye yang mencuri hati, begitu mengedukasi setiap perempuan untuk tampil
cantik di bawah kemah gaya yang beragam.
Lebih
30 tahun berkarya, Biyan kembali menunjukan kepiawaiannya pada mode, yang
membuat setiap wanita semakin cinta pada kreasinya, dan diyakini juga pelaku
mode lainnya terinspirasi. Seruni yang menjadi tajuknya pun mengakhiri taman kreasi
koleksi terbarunya dengan banyak tepuk tangan dan rekaman foto para tamu. Biyan
membuat setiap wanita berbunga-bunga..cantik..sekaligus mewah namun juga,
bersahaja.
Fashion For Love.
Adi Surantha.
|
Berbicara tribal yang secara
global menjadi tajuk tren, sekuen akhir Biyan mengamini poros mode tersebut.
Ragam visual patung-patung atau kain tenun daerah Sumba, Indonesia
|
|
Hal itu tercermin pada potongan
terusan longgar dengan aksen big ruffle pada beberapa sisi asimetrikal
|
|
Atasan
berpotongan boxy, tunik atau kaftan juga lebih outstanding dengan taburan payet dekoratif berpola
geometris. Beberapa payet diaplikasikan dengan pengerjaan tangan level tinggi, tak hanya taburan kristal
yang bersilauan, tapi justru paduan payet batu bernapas tribal mungil, batuan
kusam yang disatukan dengan kilap kristal yang sinergis, teknik ini memberikan
wacana baru dalam menerapkan embellishment berkarakter low and high dengan
berbungkus akhir yang glamour.
|
|
Corak
bunga, memberikan nuansa feminin semakin individual. Satu potongan atasan
berkerah komono atau satu set atasan dan celana berpulas hijau bunga,
mengarahkan setiap wanita untuk terus mendengar suara alam mode untuk tetap
tampil manis, tapi dalam cita rasa yang sophisticated.
|
|
. Nuansa gelap atau tanah,
ditebar dalam ladang motif dan dekorasi yang kaya. Mulai dari bangau, bunga,
polka dot, daun panjang hadir pada elemen busana bepotongan bawah lutut dan
sebatas kaki
|
|
Biyan juga memadankan ide
berbusana segar, pada padanan elemen berpotongan ringan dan structured baik
pada atasan, dalaman atau luaran panjang
|
|
Konsep layering juga diterapkan
pada beberapa koleksi, seperti dalaman
kemeja panjang, jaket, luaran transparan seperti net, coat, celana
hingga rok lebar. Atasan berpotongan boxy, tunik atau kaftan juga lebih
outstanding dengan taburan payet
dekoratif berpola geometris |
|
.
Biyan membuat setiap wanita berbunga-bunga..cantik..sekaligus mewah namun juga,
bersahaja.
|