PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

Thursday, May 29, 2014

LOOK OF THE DAY



  • HOURGLASS
  •  Tubuh bersiluet hourglass kembali tren! Gaun berpotongan mermaid pas untuk menonjolkan keelokan tubuh ini. Lihat aksi Dita von Tesse dan Beyonce ini. Sexy!
    Fashion for Love
     
    Adi Surantha





    Monday, May 26, 2014

    TRAVEL DIARY : KIMMIE JAYANTI BY ADI SURANTHA






    FASHION ADVERTORIAL : SEIKO WATCHES BY ADI SURANTHA


    FASHION ADVERTORIAL : CALCI SKIM MILK.





    FASHION REPORT : BAZAAR WEDDING EXHIBITION 2014. IT TAKES TWO TO TANGO. HARPER'S BAZAAR WEDDING IDEAS INDONESIA.


    WEDDING HEAVEN!
    Pameran yang menginspirasi calon pengantin untuk meraih impian pernikahannya yang fashionable.

    Grand Ballroom The Ritz- Carlton Pacific Place Mall pada 3-7 April 2014 lalu dipenuhi oleh banyak pasangan muda yang hendak menikah. Beberapa keluarga yang menemani pun sibuk melihat dengan cermat beberapa tenant yang memenuhi acara Bazaar Wedding Exhibition 2014 itu. Acara pameran pernikahan premium yang digelar Majalah Bazaar Wedding Ideas, Tiara JosodirdJo & Associates dan The Ritz-Carlton Jakarta ini mengangkat tema “It Takes Two To Tango”, dan memamerkan puluhan tenant seperti desainer gaun dan jas pengantin Indonesia, dekorator, catering, souvenir, make up artist, florist, fotografer, hingga videographer bergengsi. Helatan yang sudah digelar sebanyak 9 kali itu pun memiliki highlight acara yang khas dan banyak ditunggu calon pengantin dan pencinta mode, yaitu fashion show gaun pernikahan dan seremonial dari desainer ternama Indonesia.

    DESIGNER PARADE.
    Di pembuka acara desainer muda Andreas Odang mempresentasikan gaun bergaya ultrafeminin, gaun malam dan cocktail yang bisa jadi referensi acara seremonial. Di hari kedua perancang Hian Tjen mencuri banyak perhatian undangan dengan gaun-gaun pernikahan yang tampil dramatis dan detail yang delicate. Beberapa potongan ball gown tampil lebih extraordinary dengan detail tren terkinni seperti 3D, cut out, big ruffles, pleats dan drapery. Latar altar gereja kreasi Nefi Decor, dan sematan aksesori kepala rancangan Rinaldy A Yunardi di para model menyempurnakan koleksinya malam itu.

    Kreasi busana pengantin pria juga dihadirkan oleh label kenamaan Wong Hang dan Luwi Saluadjie, sedangkan pilihan gaun pengantin dengan desain modern dan minimalis, kreasi Billy Tjong dan Michelle Worth memukau banyak calon pengantin. Billy Tjong pun turut melansir koleksinya dengan teknik padanan material transparan hingga corak, dan berkolaborasi dengan label perhiasan ternama Bvlgari untuk seri bridal yang mewah. Menutup acara, desainer muda -yang juga dikenal sebagai presenter- Ivan Gunawan melansir 20 koleksi terbarunya yang didedikasikan untuk kakak tercintanya yang baru saja berpulang dengan tajuk: Emma, The Silent Princess. Ivan menampilkan koleksi gaun elegan dan kombinasi material anggun, membuat para selebriti yang memenuhi bangku baris depan bertepuk tangan meriah.

    FASHION DIARY: DENIM FOREVER!


      DENIM FOREVER!
    Satu elemen fashion yang pasti ditemukan di lemari Anda, tentunya denim dalam beragam gaya.
    Oleh, Adi Surantha.

    Pada suatu acara arisan, elemen denim dan T-shirt putih pun ditetapkan jadi dresscode acara. Lalu salah satu rekan pun berkomentar, “Aduh, gue tidak punya denim nih, boleh tidak ganti dengan dresscode lain?” Rekan lain pun menyambar, “Aduh say, masa loe tidak punya celana jeans. Tema itu sengaja dipilih karena paling mudah, dan setiap orang pasti punya!” Yup, denim memang bisa dikatakan sebagai material dari fashion yang universal. Banyak beragam fashion item yang mudah menerima material ini untuk desain busana. Bisa dipastikan bahwa denim seperti celana jeans, selalu ada di lemari setiap individu.

    JEANS THERAPY
    Fashion without jeans does not exist!” Kata Karl Lagerfeld. Begitulah yang yang dikatakan salah satu desainer legendaris dunia tersebut, dan hal itu pun terbukti dengan eksisnya denim dalam setiap perjalanan tren mode.

    Sejak jeans itu dilahirkan pada 1847 sebagai busana untuk para pekerja kasar, Levi Strauss pun mempopulerkannya di Amerika Serikat saat perjalanan perdana item yang dikenal dengan warna birunya itu dengan merek Levi's. Pada awal era 50-an, pun jeans banyak hadir pada jenis overall klasik yang dikenakan untuk bekerja. Denim pun jadi idola banyak orang saat selebriti ikonis era itu mulai mengenakannya di berbagai kesempatan, contohnya saja Marlon Brando, James Dean dan Elvis Presley, setiap pria dan wanita mulai mencoba material denim di agenda gaya hidupnya saat itu.

    Fashion dan musik yang perjalanan sejarahnya kerap beriringan juga mempunyai andil dalam mengibarkan denim sebagai tren di suatu zaman. Contohnya saja era 60-an, di mana musik pop dan rock & roll menjadi medan gaya hidup di dunia belahan barat, denim mulai banyak bersliweran di lantai dansa kawula muda.

    Memasuki keriaan fashion 70-an yang semarak, denim pun tak absen untuk dieksplorasi. Flare jeans atau dikenal juga dengan sebutan bell bottom jadi andalan setiap perempuan gaya saat itu. Bahkan saat momen flower generation merebak di banyak generasi muda, celana denim lebar hadir dengan gaya yang personal mulai dari sulaman bunga atau aksen washed. Kalangan hippies saat itu benar-benar memaksimalkan material denim tak hanya sebagai celana bahkan rok panjang yang didekorasi sesuai selera masing-masing. Saat itu denim selalu jadi dresscode “resmi” pengunjung festival musik outdoor di banyak kota-kota besar.

    Robek, usang, penuh tambalan dan nakal menjadi pemandangan yang biasa saat denim memasuki arena fashion 80-an. Banyak kalangan muda yang memberontak dalam bergaya, mulai dari kalangan punk atau sporty menggelar denim secara totalitas. Jeans tak hanya hadir pada celana saja, tapi rok mini, jaket, vest hingga kemeja. Mereka menambahkan banyak coretan, emblem atau tambalan yang mengkampanyekan suara mereka yang bertajuk sosial. Denim menjadi alat bergaya, juga komunikasi sosial dan budaya masyarakat saat itu. Desainer fashion pun mulai melansir koleksinya secara besar-besaran seperti Giorgio Armani, Vivienne Westwood, dan Calvin Klein.

    BEAUTIFUL MOMENT
    Memasuki era 90-an denim tak lagi warna biru indigo yang klasik saja. Jeans hitam tiba-tiba jadi populer, dan denim biru dijadikan lebih pucat dengan aksen washed yang membuat efek pudar kuat. Denim pun banyak hadir pada elemen fashion secara universal dengan potongan longgar, serba mini atau baggy.

    Di fashion era millenium, denim semakin luas dengan ragam desain dan potongan. Skinny jeans menempati tren paling lama di panggung fashion. Sedangkan colored denim paling banyak diminati sejak menjadi tren pada tahun 2008. Denim tak lagi biru bahkan putih, abu-abu di banyak rangkaian busana dan gaya.

    Desainer Karl Lagerfeld pun mencatat sejarah denim semakin spesial dengan melansir koleksi couture atau adibusana rumah mode Chanel pada 2006 dengan material denim, pada sebuah jaket dan aksesori yang mewah. Denim pun jadi pembicaraan banyak kalangan lebih luas lagi dan semakin mantap menancapkan predikatnya sebagai elemen fashion yang tak akan lekang digerus waktu.