PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

Wednesday, January 30, 2013

FASHION DESIGNER: DESAINER IPMI (IKATAN PERANCANG MODE INDONESIA) TREND SHOW ENERGIE.


DESIGNERS ON STAGE
Ladies, sembilan perancang busana tanah air yang tergabung di Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) mempresentasikan tawaran tren 2013 dengan energi baru. Siapa saja mereka? Cosmo merangkumnya untuk Anda.

CARMANITA
Batik menjadi lahan kreativitas desainer yang membangun label fashionnya sejak 1987 ini. Carmanita mencoba merancang busana dengan material batik yang bisa digemari anak muda atau yang berjiwa muda. Karakter desainnya yang hadir melalui permainan layer, detail drapery dan volume membuat elemen batik menjadi lebih easy, dinamis dan stylish. Perjalanan kariernya diwarnai dengan komitmen untuk melestarikan ragam tekstil Indonesia, beberapa material dan ciri khas Indonesia banyak mengisi koleksi peragaan cucu dari pencipta lagu legendaris Ibu Soed. Koleksi berdaya pakai tinggi dan material yang nyaman, membuat koleksinya kini dikenakan setiap wanita lintas generasi.

VALENTINO NAPITUPULU
Bergabung dengan IPMI sejak tahun 1993 membuat perancang yang mencintai desainer Valentino Garavani dan Ellie Saab semakin matang dalam berkarya. Kreasinya kental dengan ragam detail yang dekoratif dan elegan untuk mengakomodir ragam busana pesta wanita. Bunga yang menjadi objek inspirasi koleksinya untuk peragaan IPMI semakin memantapkan koleksi gaun koktil yang membuat wanita semakin terlihat feminin. “Cara berbusana yang tepat adalah yang bisa menonjolkan kelebihan kita dan mengurangi kekurangan kita” ungkapnya pada Cosmo.

ERA SOEKAMTO
Desainer fashion lulusan Lasalle Singapura ini sempat mendirikan label pertamanya yang bernama Urban Crew yang dimminati banyak kalangan muda di awal tahun 2000an. Sempat menjadi pengajar fashion di salah satu sekolah mode Jakarta, desainer yang gemar mendesain ilustrasi fashion ini pun melansir label atas namanya sendiri yaitu Era Soekamto yang mengeksplorasi kekayaan tradisi Indonesia. Selain berkreasi untuk label utamanya,kini desainer yang sempat menjadi runner up Asian Young Designer Contest Singapore ini juga menjadi konsultan desain bagi label Iwan Tirta.



BARLI ASMARA
Detail dekoratif yang mengedepankan kerajinan tangan hampir mewarnai beberapa koleksinya dalam 3 tahun terakhir ini. Belajar fashion secara otodidak tak membuat desainer kelahiran Bandung ini kehabisan ide dalam merancang. “Traveling dan buku-buku selalu menginspirasi saya dalam merancang busana” katanya pada Cosmo. The Fringe yang menjadi tajuk koleksi desainer yang bergabung di IPMI pada 2010 ini membuktikan kepiawaiannya pada craftsmanship yang semakin matang.

TUTY CHOLID
Desainer kelahiran tahun 1959 ini di awal kariernya gemar menggarap material sutra, kain sulaman tapis dan tenunan songket. Gaya etnik yang ditawarkan hadir dengan nuansa modern dengan garis rancang berpotongan structured yang kental. Tekstur pada material yang biasa hadir pada selembar kain diganti dengan teknik crochet oleh desainer yang melansir labelnya sejak 1986 ini. Di presentasi IPMI, koleksinya tak hanya hadir dengan ragam tekstil Indonesia, beberapapotongan kebaya dikemas dalam rancangan busana yang modern dan fashionable.

LILIANA LIM
Sejak mewakili Indonesia di ajang Asian Young Designer 1997 , wanita yang belajar fashion di Futura Fashion Center Jakarta ini mulai bergabung di IPMI pada 1999. Kreasinya yang bergaya feminin banyak hadir pada koleksi gaun koktil. Permainan warna, detail glamor dan nuansa sexy banyak hadir untuk ragan gaun malamnya. Selain koleksi siap pakai, desainer kelahiran 23 Desember 1973 ini juga produktif merancang beberapa koleksi gaun pernikahan.

ARI SEPUTRA
Gaun malam dengan potongan drapery dan feminin menjadi ciri khas Ari Seputra. Kain-kain tradisional juga banyak menjadi material utama atau menjadi inspirasi produksi motif untuk beberapa koleksi siap pakainya terutama saat aktif di komunitas Cita Tenun Indonesia. Ragam material dan motif tenunan akhir-akhir ini banyak dieksekusi oleh desainer yang sempat belajar dan mengajar fashion di sekolah tinggi fashion, Esmod Jakarta. Tahun lalu, melansir lini kedua Major Minor yang berkonsep muda, siap pakai dan sudah dijual di gerai perbelanjaan Isetan di Singapura.

ADRIANTO HALIM
Desainer yang sempat berbasis di Bali ini, kerap melansir koleksi dengan ragam motif nusantara. Beberapa potongan volume dan struktural juga menjadi siganture style perancang yang belajar fashion di LPTB Susan Budihardjo ini. Kini selain merancang , pria kelahiran 1955 ini juga menjadi pengajar fashion di Susan Budihardjo di beberapa daerah. Koleksinya di peragaan tren IPMI menjadikan palet oranye sebagai warna utama dan smocked serta quilted berdetail unik di rangkaian busana bertitel Circulation Energy.

YONGKI BUDISUTISNA
Setelah lulus dari sekolah fashion di LPTB Susan Budihardjo, Yongki mendirikan label atas namanya sendiri pada tahun 2001 sekaligus bergabung dengan IPMI. Aktif mengikuti peragaan kolektif bersama IPMI, karakter desainnya yang playful melalui permainan warna dan motif banyak diminati fashionista. Koleksi terbarunya untuk IPMI yang bernama Bravely hadir dengan gaya maksimalis yang menawarkan siluet volume dan gelepai. “ Setiap wanita itu harus tampil feminin yang soft, namun memiliki personaliti dan kemampuan yang kuat,” ungkap perancang yang mengagumi desainer Marc Jacobs ini.





3 comments:

  1. Bagaimana cara menjadi anggota IPMI? thx before

    ReplyDelete
  2. Halo semua, butuh tenaga fotografer fashion pro ?, well silahkan contact : Gus
    portfolio : www.sugaonoseti.wix.com/photographer terimakasih

    ReplyDelete