PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

Friday, June 24, 2011

TERRA SANTA BY ADI SURANTHA. BELANJA KOLEKSI PILIHAN PERSONAL ADI SURANTHA AT http://terrasantaadisurantha.blogspot.com/

Terra Santa merupakan koleksi fashion Adi Surantha yang ia temukan dari beragam tempat saat ia membiarkan dirinya hilang di lautan fashion dan keindahan. Adi Surantha ingin berbagi cintanya pada Anda akan elemen yang indah saat matanya berkesempatan memandang kreasi berestetika personal. koleksi terbatas ini hanya tersedia satu saja sehingga membuat setiap orang yang memilikinya merasa spesial. Beberapa rekaman gambar inspirasi yang memanjakan indera dari Adi Surantha turut digelar untuk penyemangat dalam menikmati fashion. Mari rayakan bersama bercinta pada keindahan fashion dan benda-benda inspiratif pilihan personal Adi Surantha.






Sunday, June 19, 2011

NEW YORK FASHION WEEK SPRING SUMMER 2011
















NEW YORK, NEW YOU

Perubahan itu bagus, yang penting membahagiakan Anda.

Kota New York dijadikan laporan fashion terakhir fashion week untuk musim semi dan panas 2011 oleh Esquire karena jadwal presentasinya yang bebeda dengan kota kapital fashion lainnya. Jika Milan, London dan Paris menggelar fashion week khusus presentasi busana pria di bulan Juni tahun lalu, New York justru bertentanganan dengan kalendar fashion dunia tersebut. New York fashion week justru digelar berbarengan dengan presentasi busana wanita pada September tahun lalu. Di New York dua tahun belakangan juga menetapkan gelaran pekan fashion dengan acara akbar Vogue Fashion Night Out yang diprakarsai oleh Anna Wintour pemimpin redaksi majalah Vogue terbitan Amerika Serikat. Dan ide brilian tersebut selanjutnya diadaptasi oleh seluruh terbitan majalah fashion dan gaya hidup di belahan bumi Eropa sana yang masih dipayungi oleh perusahaan media Conde Nast. Beberapa majalah terbitan Vogue merangkul gelaran pekan fashion Milan, Paris dan London sebagai bagian dari pesta akbar fashion dunia tersebut. Anna Wintour sosok yang dihormati oleh setiap kalangan di bisnis fashion tersebut menumpahkan ide Vogue Fashion Night Out sebagai momen untuk mengobati bisnis fashion yang sempat “jatuh sakit” berkat krisis ekonomi yang terjadi di banyak negara tak terkecuali negara adi kuasa Amerika Serikat. Acara ini juga diproklamirkan sebagai lahan kreativitas dalam berbisnis fashion sampai kegiatan yang mencakup area tersebut. Seperti menggiatkan banyak praktisi fashion, selebriti dan masyarakat berpartisapasi dalam pekan belanja dan diskon, presentasi fashion, event di butik dan departement store ternama, musik dan fashion, pameran fashion, acara amal hingga seni seperti fotografi. Tujuannya sudah tentu untuk merangsang masyarakat kembali kreatif, mencintai fashion dan pada akhirnya mengkonsumsinya bagi gaya hidupnya.

Dari rumah mode kelahiran Amerika, hampir seluruhnya sepakat untuk menggelar presentasi busana pria berbearengan busana wanita mulai dari yang senior Michael Kors dan Tommy Hilfiger. Sedangkan perancang baru yang ditahbiskan oleh ajang CFDA ( The Council of Fashion Designers of America) seperti Richard Chai dan Simon Spurr memprsentasikan busana wanita dan pria secara terpisah namun di pekan fashion yang sama. Namun ada juga beberapa label fashion Amerika yang sudah harum namanya seperti John Varvatos justru hijrah ke pekan fashion di Milan, karena latar belakang kebijakan perusahaan dan lain sebagainya. Kabar terbaru juga didapatkan dari Lini utama Marc Jacobs yang tahun ini tidak menggelar presentasi koleksi busana pria, sedangkan lini sekundernya Marc by Marc Jacobs tetap mempresentasikan koleksi musim terbarunya bersamaan dengan busana wanita. Melihat gambaran tersebut, terlihat strategi bisnis fashion Amerika yang ingin menjadikan solidaritas, efisiensi waktu dan biaya untuk kemajuan bisnis fashionnya atau bahkan menjadikan New York semakin kuat sebagai poros fashion dunia. Untuk itu Esquire pun ingin membaginya ke pada Anda –baik yang sudah kenal dan fasih terhadap merek-merek desainer Amerika atau yang belum kenal sama sekali pun- dengan kompilasi tren label-label fashion Amerika, agar penampilan Anda baru dengan semangat modernitas yang terus menempel pada citra merek fashion Amerika. Melalui rangkuman label-label fashion Amerika secara lengkap ini, banyak tren busana dan gaya yang ditawarkan bisa diadaptasi sepanjang musim belanja dan liburan Anda.


AMERICAN BOY

Beberapa rangkuman tren gaya dari label-label fashion yang mempresentasikan koleksi di New York fashion week bisa menjadi referensi gaya berbusana sesuai selera dan gaya personal Anda.

THE POWER OF TAILOR

Kekuatan tailor pada busana adalah warisan paling berharga bagi tata busana pria. Namun kini, kekuatan tailor tersebut diterjemahkan dengan gaya lebih nakal melalui kreasi atasan jas tanpa lengan, jas tanpa lapel, detail patchwork hingga padu-padan celana pendek.

ANAK JALANAN ELIT

Gaya busana yang lahir dari hukum jalan biasanya senang padu-padan yang segra dan menginspirasi. Elemen fashion dengan beragam karakter desain saling dikawinkan namun dengan koordinasi padanan yang understated.

MUSIM PANAS YANG DINGIN

Begitulah jika keaadan iklim yang berantakan belakangan ini, turun hujan di musim panas tak mengherankan lagi bagi Anda. Diantara isu global warming yang diberitakan, elemen fashion luaran bermaterial rajutan dan aksesorinya seringkali beraksi pada gaya Anda –tak peduli walau disangka sakit demam-.

KEMEJA KEKAL

Saya pria yang simple!” Kata banyak pria. Lalu kemeja polos atau bergaris dan bawahan celana adalah baju kebesaran mereka. Kemeja yang paling dicintai oleh setiap pria dari segala karakter tak lantas harus polos tak memiliki twist. Lihat jajaran foto diatas, apakah kemeja tersebut untuk pria simple?

PERTANDINGAN GAYA

Saya yakin elemen sport wear pasti ada di lemari Anda. Untuk apa Anda mengenakannya selama ini? Apakah hanya untuk di lapangan olah raga Anda? Kenapa tidak kenakan untuk gaya busana Anda dengan memilih padanan dan desain bernuansa sportif. Dijamin Anda menang saat bertanding gaya.

BUKAN MASKULIN PAKSAAN

Sudah bukan jamannya, pria dengan denim sobek-sobek dianggap macho atau maskulin. Pilihan material berat dan aksennya bisa jadi inspirasi gaya sekarang. Walau Anda pakai kalung atau scarf dan attitude Anda maskulin, Apakah ada yang berani memanggil Anda banci?

TUNJUKIN GAYA LOE

Memang salah pakai setelan dan sneakers? Memang salah pakai blazer dan short? Memang salah pakai jas dan denim? Memang salah pakai jas dan kaos? Saatnya tunjukan saja gaya Anda, yang anti kemapanan,

ON VACATION, DON’T DISTURB!

Seperti apa gaya wisata Anda? Apakah hanya mengenakan kaos dan celana pendek? Tentu saja tidak. Selamat berlibur.


Friday, June 17, 2011

JAKARTA FASHION AND FOOD FESTIVAL 2011




FESTIVAL GAYA HIDUP

Pada Sabtu 14 Mei lalu sepanjang jalan di depan Mall Kelapa Gading Jakarta Utara dipenuhi khalayak. Acara karnaval hiburan dan fashion Gading Nite Carnival digelar untuk menandai pembukaan acara akabar tahunan Jakarta Fashion & Food Festival. Tahun ini acara yang sudah ke delapan kalinya digelar ini mengambil tajuk Inculturation, yang mempunyai cita-cita untuk memajukan karya budaya negeri dengan menjadikannya sebagai produk yang modern dan kompetitif. Baik di area fashion hingga kuliner yang sebenarnya merupakan bidang kreatif dan kelebihan bangsa ini. Berikut rangkaian acara yang berlangsung hingga dua pekan hingga akhir Mei lalu.

LIFE IS A RUNWAY

Gelaran fashion show dari beragam desainer tanah air yang tergabung dalam APPMI (Assosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) dan IPMI (IKatan Perancang Mode Indonesia), peragaan tunggal hingga presentasi butik, label dan sekolah fashion.

Beragam acara pengharagaan juga digelar seperti Fashion Award yang diberikan pada desainer senior Ramli , Peragaan Anne Avantie untuk aktor dan desainer fashion Robby Tumewu hingga Gading Beauty Awards by PAC. Beragam kompetisisi fashion seperti Gading Model Search hingga Fashion Entrepreneurship.

FOOD FOR LIFE STYLE

Beragam ajang kuliner seperti Kampoeng Tempoe Dulu, lomba makan bakmi hingga gelaran bergengsi Wine & Cheese Expo. Banyak khalayak yang hadir bersama keluarga selain untuk makan juga berekreasi.

Thursday, June 16, 2011

INSPIRASI INDONESIA DAN GLOBAL

GLOBAL VILLAGE

Inspirasi etnik pada label fashion internasional dari berbagai bangsa du dunia menginspirasi kreativitas untuk bereksplorasi kekayaan bangsa sendiri

Panggung peragaan busana label internasional yang mempresentasikan koleksi perancang setiap musimnya sering mengambil nuansa etnik atau tribal sebagai tema besar atau inspirasi koleksi busana. Untuk busana wanita kreasi desainer label kelas satu nuansa etnik kerap ditemukan, mereka menggelar kain-kain bernafas tradisional dengan cara dan karakter rumah mode tersebut. Bahkan beberapa desainer fashion sebelum mencoba untuk menggarap kain-kain atau potongan busana tradisional dari berbagai bangsa di dunia, mereka kadang harus melakukan riset melalui perjalanan ke daerah yang menjadi inspirasi tersebut. Beberapa riset melalui buku sejarah, wawancara dengan para penduduk asli suatu daerah yang dituju hingga ke ahli antropologi juga dilakukan oleh desainer atau tim kreatifnya. Beberapa desainer yang kerap mempraktikan cara seperti itu yaitu John Galliano dan Jean Paul Gaultier, kedua desainer ini sering menjadikan inspirasi budaya global sebagai tema dari rancangannya. Setelah memiliki kain asli atau busana dari suku bangsa tertentu, beberapa label fashion dunia mencoba menggelarnya dengan koleksi busana bergaya tren terkini. Bahkan beberapa label juga memproduksi material baru di pabrik sendiri-bagi yang sudah memiliki tempat produksi tekstil sendiri- atau perusahaan tekstil ternama untuk menggelarnya di material yang lebih mewah dan nyaman. Pengembangan desain pada motif atau potongan busana juga kadang ditumpahkan dengan gaya dan pewarnaan masa kini atau disesuaikan dengan DNA rumah mode tersebut. Tim kreatif desainer fashion dunia tersebut berani menembus batasan-batasan dari aturan kaku yang ada pada suatu kain dan potongan busana yang kadang menyimpan filosofi mendalam bahkan sakral pada selembar kain tradisional.

Dari presentasi busana beberapa koleksi pria banyak menjadi “lahan tumpahan” inspirasi etnik. Busana koleksi fashion musim gugur dan dingin kerap melansir koleksi bernapas tribal, beberapa label John Galliano, Alexander McQueen, Vivienne Westwood, Dries Van Noten, Jean Paul Gaultier beberapa kali ditemukan dengan ide tersebut. Untuk koleksi musim gugur dan dingin tahun ini hingga 2012 beberapa label turut melansir koleksi dengan detail atau aksen etnik secara global baik pada material atau potongan busana. Kita tahu bahwa Indonesia plural suku bangsanya dengan warisan kain-kain adati hingga busana tradisionalnya yang kaya. Esquire pun menccoba merangkum dan menilik beberapa label internasional yang mempraktikannya ide gaya etnik pada koleksi busananya. Dan berdasar pada koleksi label internasional tersebut, Esquire mencoba untuk mengadaptasinya dengan beragam kain-kain tanah air.

GOING EAST

Rei Kawakubo desainer fashion label Comme des Garcons kelahiran Jepang yang kini berbasis di Paris, musim ini melansir koleksi busana dengan garis rancangannya yang berpotongan oversize dan individual. Label ini mengeksekusi material dan motif Cina dengan gayanya yang eksentrik.

Coba adaptasi ide desain tersebut dengan mengganti material pada jaket dan celana tersebut dengan batik dari Jambi, tenun ikat Lombok hingga songket Palembang dengan material katun sutera yang nyaman.

A NEW BATIK

Dari Paris, label Givenchy kreasi Ricardo Tisci, Lanvin dari rancangan Oliver Ossendrijver dan Petro hadir dengan permaianan motif. Beberapa desain berpotongan klasik hadir dengan pemaianan komposisi corak, efek gradasi dan aksen washed hingga patchwork.

Eksplorasi kain batik paling mudah dan sudah dikenal oleh banyak khalayak. Dari ragam motif batik beberapa daerah di tanah air kita bisa menggarapnya pada potonganbusan atau digunakan sebagi inspirasi saja. Coba pilih corak batik Madura dengan figur hewan yang khas untuk detail corak pada bagian atas kemeja saja. Sedangkanmaterial batik Megamendung asal Cirebon diproses dengan aksen washed atau gradasi untuk tampilan lebih unik. Untuk batik Solo atau Jogja bisa hanya dijadikan detail patchwork pada atasana atau bawahan.

STAR IN STRIPES

Corak garis desainer oleh Roberto Cavalli, Agnes B., Raf Simons dijadikan sebagai setelan jas, luaran bergaya kimono dan atasan bermaterial cashmere. Sedangkan aksen gradasi hadir pada koleksi Dries Van Noten. Yohji Yamamoto malah mencoba garis tipis pada bawahan celana bergaya volume.

Garis adalah motif yang mungkin paling mudah Anda adaptasi, jangan melulu mencoba motif garis dengan pilihan yang membosankan. Coba terapkan motif garis pada kain lurik Jawa dengan pilihan warna cerah atau kombinasi yang spesial bahkan dengan material baru seperti diatas katun, wol hingga sutera.

OUT OF THE BOX

Kotak-kotak yang hadir pada koleksi John Galliano, Givenchy, Woolrich, Viktor& Rolf dan Versace hadir pada elemen fashion yang berbeda dengan desain modern dan inovatif

Coba adaptasi material kotak-kotak dengan motif yang khas dimiliki oleh kain atau sarung samarinda.

TRIBAL GATHERING

Semarak motif yang hadir pada luaran blazer, jaket atau rompi panjang Junya Watanabe, Dries van Noten, John Galliano bisa dijadikan inspirasi, beberapa motif ada yang digelar secara total pada badan atasan dan ditambahkan aksen pada bagian busana dengan material polos bahkan dekoratif sekalipun.

Motif pengulagan, semarak dan penuh warna pada ulos Batak hingga songket Palembang bisa diadaptasi bagi luaranjaket atau blazer. Sedangkan motif-motif primitif seperti kain stenun ikat Lombok danlombok bisa dijadikan sebagai aksen bagian depan jaket maupun blazer.

HERITAGE FEET

Pada potongan busana seperti celana gembung, bawahan bergaya sarung, jaket trapeze, coat bersiluet egg, coat berpola trapeze dan luaran rompi panjang berdetail draperi hadir pada ragam inspirasi potongan busana tradisional suku bangsa di Indonesia seperti dari Madura, Sumatera, Minahasa, Minagkabau, suku Tengger di daerah Gunung Bromo dan lain sebagainya. Bagaimana jika Anda mencoba sebaliknya?

Monday, June 13, 2011

GIORGIO ARMANI FRAGRANCES ARMANI CODE

The Sixth Scents

Kemampuan spesial wewangian yang mampu membius pengguna hingga disekelilinginya.

Pencitraan sebuah kampanye iklan produk wewangian dipastikan mencerminkan DNA dari label yang menciptakanya. Biasanya merek wewangian yang ternama di masyarakat berbudaya pop, wewangian terbitan nama perancang busana terkenal paling digemari. Banyak label fashion sukses yang tadinya hanya sibuk berkutat memotong pola busana di meja studio lambat laun mengepakan sayap bisnisnya ke bisnis wewangian. Jika ada pepatah “Dunia fashion adalah dunianya manusia harum”, tentu tidak sulit bagi bisnis fashion memperluas kemampuannya ke area meramu aroma untuk wewangian. Jika sudah cinta dan mengkonsumsinya, kenapa tidak untuk menciptakanya sendiri? Visualisasi untuk penyampaian pesan dari produk wewangian label desainer pun sempat memberikan kejutan dan inspirasi bagi khalayak. Hampir tiga dekade proyek pembuatan kampanye iklan wewangian -baik untuk materi print ad atau TVC- selalu saja ada label fashion yang mencobanya lewat jalur kontroversial. Jika memang itu yang menjadi karakter dari image dan isi yang terkandung pada produknya tentu bukan jadi masalah.

Giorgio Armani adalah nama besar di dunia fashion, bahkan untuk usia yang matang hingga kini desainer dan kerajaan bisnisnya tetap produktif. Ekspansi bisnisnya hebat, tak terkecuali lini wewangiannya yang banyak menjadi best seller dan ikonik di beberapa penikmatnya. Kali ini label asal Italia tersebut melansir produk terbaru Armani Sport Code yang didelegasikan oleh perfumer Jacques Cavallier untuk menciptanya. Proses pembuatan kampanye iklannya pun dikemas untuk merepresentasikan produk tersebut: sensual, seduction dan sophisticated yang sejalan dengan “wajah” rumah mode Giorgio Armani. Model pria ternama Chris Folz disandingkan dengan aktris seksi Megan Fox pada cerita romansa berlatar malam dan gedung-gedung perkotaan di Los Angeles, Amerika Serikat. Gaya sportif yang dinamis dan mewakili pria urban dihadirkan pada sesi model pria hadir di pool area di ketinggian usai aktivitas pesta. Setelah aktivitas renang, hadirnya Megan Fox dengan gaya sensual dan misterius memberikan bumbu visual semakin menggetarkan. Rekaman pria menaklukan sang wanita yang diakhiri dengan visual bernapas sensual membungkus kampanye iklan terbaru wewangian ini. “ Wewangian ini memberikan nuansa sensual dengan kandungan bernuansa segar sekaligus hangat berkat aroma jeruk, kayu-kayuan dan amber”, ungkap peramunya Jacques Cavallier. Itulah yang menjadi kelebihan sebuah iklan wewangian selain merepresentasikan produknya, bisa jadi aromanya mampu menginjekesi penggunanya bahkan individu disekelilinginya untuk berfantasi dan beraktifitas serupa dengan visual yang disampaikan.

Monday, June 6, 2011

THOMAS SIGAR FASHION SHOW 2011

CULTURE CLUB

Budaya dijadikan inspirasi melalui fashion dan pergelaran seni yang menumbuhkan kecintaan pada tanah air.

Eksplorasi budaya milik bangsa sendiri patut digiatkan dari waktu ke waktu. Beberapa desainer tanah air terutama dari generasi senior banyak yang memperkenalkan fashion melalui pilihan budaya dengan kain tradisional atau adati dari beberapa daerah tertentu. Salah satunya adalah Thomas Sigar, desainer fashion yang sudah berkiprah sejak tahun 80-an, pada akhir Juni lalu membuktikan kecintaan terhadap budaya tanah air sendiri melalui peragaan busana bertajuk The Echanting Culture of Minahasa di Djakarta Theater Jakarta.

Tahun ini pergelaran busana dihadirkan dengan koleksi busana hasil eksplorasi kain Minahasa, Sulawesi Utara. Kain tenun Minahasa dieksekusi oleh Thomas Sigar dengan pilihan material yang lebih mewah, nyaman dan sarat kekinian seperti pengaplikasian material sutera. Inovasi motif pada kain Minahasa hadir melalui permainan motif cetak tangan dengan dukungan perusahaan tekstil PT Bilina Bina Cendikia. Motif Patola pada selembar kain tenun Minahasa: Ikat Bentenan dan Songket Pinatikan mengisahkan sejarah asimilasai budaya dan kepercayaan masyarakat di masa lalu. Kain tersebut mengungkapkan makna melalui motif yang hadir berkat pertemuan budaya India hingga kepercayaan animisme karena corak sisik Ular- Ular saat itu disakralkan sebagai dewa penjaga padi atau kemakmuran- . Catatan sejarah tersebut tak lantas dikubur dalam sesuatu yang kuno, Thomas justru menyegarkannya melalui warna-warna segar seperti hijau, oranye dan ungu pada motif tradisional tersebut. Kita pun diajak bernostalgia untuk menghargai masa indah atas pertemuan budaya India dan Minahasa melalui kisah perdagangan Gujarat di Tanah Sulawesi melalui potongan busana hasil pengaruh India seperti kemeja tunik panjang sutera yang melambai ,jaket katun bernapas sporty hingga jas panjang berkerah Nehru khas Maharaja India. Peragaan ini juga hadir dengan pagelaran budaya khas Minahasa yang memberikan suasana tema acara semakin kental. Esquire pun mendapat suatu pengetahuan budaya bangsa yang baru lagi, melalui seni tari pergaulan dan upacara sakral yang dipersembahkan oleh ISBSU (Institut Seni Budaya Sulawesi Utara) melalui arahan artistik Denny Malik.

Melalui pergelaran ini Esquire yakin bahwa sesuatu yang orisinil akan terus dicari, dicintai, dirindukan hingga kompetitif di mata bangsanya sendiri bahkan di mata internasional. Namun tentunya sesuatu yang otentik tersebut perlu terus digali agar terima oleh penikmat masa kini, contohnya untuk kreasi busana. Berbagai jalur yang dilewati seperti inovasi, adaptasi tren terkini, kolaborasi dengan perusahaan tekstil serta dukungan komunitas internal dan pemerintah diyakini bisa menyambung visi pelestarian budaya. Seperti yang Thomas Sigar praktikan, semoga kedepannya bisa menginspirasi dan diestafetkan kepada generasi perancang yang lebih muda, agar peninggalan kekayaan budaya tersebut tak hanya berdiam dan usang di museum saja.