PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

Saturday, March 2, 2013

FASHION WEEK DIARY : SPRING/SUMMER 2013 BY ADI SURANTHA


FASHION WEEK DIARY
Laporan presentasi tren fashion Spring/Summer 2013 dari empat kota kapital fashion dunia New York, London, Milan dan Paris.
Oleh, Adi Surantha.

NEW YORK

Saya meliput secara langsung kota Big Apple yang menjadi kota pembuka agenda fashion week musim semi dan panas 2013. Area Lincoln Centre, New York dipenuhi oleh fashion people dari penjuru dunia September 2012 lalu. Walau Amerika masih di bawah awan krisis ekonomi, beberapa perancangnya sangat optimis untuk membuat iklim fashion semakin bergairah. Hal itu terbukti dari kreasi perancang New York yang tak hanya bergaya sporty, kasual atau minimalis, mereka kini lebih berwarna dan tentunya tetap wearable. Banyak ragam tekstil dan print yang menciptakan tren untuk gaya berbusana sepanjang tahun ini. Kreator legendaris Amerika seperti Ralph Lauren, Marc Jacobs dan Tommy Hilfiger, hingga selebriti Hollywood kelas dunia (yang tak pernah absen di baris depan peragaan) menjadi kekuatan fashion week di New York. Buah bibir para fashionista saat itu dipenuhi oleh aksi glow in the dark peragaan Alexander Wang, para supermodel yang berlenggok di Zac Posen hingga para selebriti yang menjadi desainer. Mengikuti jejak Victoria Beckham dan si kembar Mary Kate dan Ashely Olsen, Katie Holmes secara perdana melansir label fashion-nya Holmes & Yang, dan memenuhi timeline tweeter pencinta fashion. Gaya sartorial juga merupakan peragaan sesungguhnya, gaya para fashionista di jalan-jalan kota New York menjadi inspirasi bagi dunia melalui situs-situs blogger ternama. Ya, New York! Kota yang dipenuhi oleh merek fashion yang baru tumbuh dan berkembang, generasi muda penerus fashion berjuang di sini, dan dunia pun menyambutnya, karena sejarah fashion selanjutnya itu berada di tangan dan visi dari generasi muda!


LONDON

Kota tempat Ratu Elizabeth bertahkta, London memiliki cerita sendiri sepanjang fashion week. Kreativitas untuk menciptakan inovasi banyak hadir melalui beragam teknik desain yang meledak-ledak. Ada yang mencoba melalui potongan edgy, mengolah corak hingga karakter yang serba fun dan muda. Nama-nama label dan perancang yang berbasis di London, seperti Burbery Prorsum, Erdem, Mary Katrantzou, Peter Pilotto atau Christopher Kane selalu memilki keterampilan  eksperimen desain yang baru namun elegan. Musim ini, London juga sebagai arena reuni bagi merek dan desainer kaliber, seperti Philip Treacy, Tom Ford dan Preen Label. Desainer topi ikonis, Philip Treacy kembali mempresentasikan ide brilian melalui kreasi extraordinary dan Lady Gaga pun didaulat sebagai model pembuka, 10 tahun absen di fashion week seperti terbayarkan! Tom Ford juga melansir koleksi eksklusif, sedangkan Topshop Unique juga semakin mendekatkan diri dengan penggemarnya melalui presentasi secara online. Selain fashion, musik dan seni juga menjadi pentas paling panas di London. Setiap butik dan pusat perbelanjaan menggelar acara unik dalam mempresentasikan koleksi terbaru saat pembukaan fashion week. Display dari gerai Harods hingga patung raksasa Yayoi Kusama di Selfridges bersatu dalam pesta-pesta glamor pada selebriti dan fashionista London.


MILAN

Tradisi dan kemewahan tak pernah habis untuk dikumandangkan label-label asal Italia. Selain kreasi pakaian, aksesori menempati urutan yang setara dalam eksplorasi desain demi melambungkan nama merek dan pemasukan bisnisnya. Siapa tak kenal raja-raja fashion sekelas Giorgio Armani, Dolce & Gabbana atau  Versace yang selalu membanggakan tanah airnya. Label Italia pun selalu tepat sasaran untuk menebar mood dan menetapkan kunci tren global setiap musimnya, dan Prada selalu berhasil memegang kuncinya. Anna Piaggi jurnalis dan ikon fashion Italia yang saat itu baru berpulang, momen seremoninya menjadi pembuka fashion week saat itu. Passion dan dedikasinya terhadap dunia harum ini, membuat setiap praktisi fashion mengerumuni malam peringatannya. Spirit itu juga yang menular di berbagai kreasi para perancangnya, darI kreasi potongan klasik berkain super mewah, tekstil bernuansa orientalisme hingga gaya feminin yang tampil baru. Kreasi yang menonjolkan keindahan wanita tampil dengan material “berat” namun juga modern dengan garis struktural yang fleksibel untuk dipadu-padan. Kemewahan tradisi dan tongkat estafet kreator dalam menjalani bisnis label Missoni, Emilio Pucci, Fendi, Salvatore Ferragamo dan Etro terus sejalan mengikuti gaya terkini. Hal tersebut pun tak pernah diragukan, karena sampai kini labelnya tetap eksis dan bertengger di pusat-pusat perbelanjaan manapun.


PARIS

Paris, kota yang sepertinya dipersembahkan bagi fashion menjadi penutup fashion week musim ini. Rumah-rumah mode legendaris yang mengukir sejarah fashion tetap dielu-elukan sepanjang musim. Regenerasi selalu terjadi, perancang muda paling berbakat selalu tak habis dibicarakan atas tahbisan mereka sebagai perancang terbaru di label-label ikonis. Sebut saja Hedi Slimane untuk Yves Saint Laurent atau Raf Simons untuk Christian Dior, semua selebriti, fashionista dan perancang rela antre untuk menjadi tamu baris depan show mereka. Desainer kelas berat seperti Karl Lagerfeld untuk Chanel, Alber Elbaz untuk Lanvin dan Marc Jacobs untuk Louis Vuitton juga menggelar peragaan extravaganza dengan panggung presentasi unik. Paris pun masih unggul soal desain, riset inspirasi mendalam dan kualitas karya. Retrospektif hadir melalui koleksi bernuansa 60-an dan muatan grafis yang chic dan elegan. Label seperti Balenciaga, Givenchy dan Celine pun seperti tak pernah kehilangan mantra modernitas, banyak label lain pun berkompetisi memberikan ide baru. Aksi minimalis tetap memanjakan keindahan wanita dan menjadi kreasi dramatis era kini. Paris pun menjadi contoh soal kinerja perancang yang bisa disebut sukses bila mampu mempertahankan DNA-nya. Seperti perancang muda dan Asia lainnya yang kini berbasis di Paris, mereka mampu menjadi tongkat dalam estafet untuk membuat labelnya sendiri atau rumah mode yang mendaulatnya sebagai merek fashion paling berkarakter dan dibanggakan penikmatnya

























































No comments:

Post a Comment