PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018
Thursday, January 31, 2013
Wednesday, January 30, 2013
DESIGNER OF THE MONTH : PRIYO OKATVIANO
A
CONTOVERSIAL FASHION
Berani
mencoba sesuatu yang baru dan kontroversial pada fashion membuat
hidup lebih berwarna, seperti yang Priyo Oktaviano alami.
Oleh,
Adi Surantha
“Kini
saya sedang mempersiapkan studio fashion dan show room
saya yang baru di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta dan fashion
show saya di Paris.”
“Koleksi
lini kedua saya, Spouse berkonsep ready-to-wear dan saya akan
persiapkan tim kreatif sendiri. Edgy, young, androgyny, urban
spirit dan mudah dipadankan dengan elemen lain ada ciri khasnya.”
“Dalam
hidup itu harus ada pro dan kontra. Begitupun dalam hal desain saya
tidak ingin mengulang saat merancang busana. Ikutin market demand
boleh, tapi tetap dengan konsep yang beda dan matang. Saya sempat
mencoba menggarap desain dengan material khusus baju penyelam, sofa
hingga kulit eksotis pada desain saya”
“Saya
juga senang mengeksplorasi kain tradisional seperti ikat dan batik
namun dihadirkan dengan sentuhan individual, gaya desain yang segar
dan relevan dengan gaya hidup sekarang. Ini merupakan tantangan untuk
memberikan imajinasi dalam berkreativitas. Saya suka juga dengan kain
tradisional karena gemar traveling.”
“Sepanjang
karier saya sebagai seorang desainer selama kurang lebih satu dekade,
saya merasa proses pembuatan suatu koleksi tersebut adalah yang
paling berharga untuk saya. Saya tak pernah bosan pada profesi ini,
saya memang workaholic karena cinta pada bidang ini.”
“Koleksi
bernuansa etnik kerap saya lansir dengan gaya lebih feminin karena
pasarnya tetap menjanjikan. Sejak berkerja sama dengan komunitas
Cita Tenun Indonesia (CTI) beragam tenunan saya eksplorasi terutama
material tenunan dari Bali.”
“Selain
desain, tren dan mengerti kebutuhan pelanggan, seorang desainer juga
harus memahami industri tersebut secara totalitas. Seperti
memerhatikan perilaku konsumen hingga price range yang tepat
untuk lini bisnisnya. Seorang fashion designer itu berkerja di
bidang jasa, jadi service dan
lainnya harus juga harus diprioritaskan.”
“Tenun
Rangrang dari Bali bagian timur adalah material yang terakhir saya
eksplorasi. Saya melakukan pembinaan bagi pengrajinnya di daerah
asalnya.”
“Sekolah
fashion itu penting bagi desainer fashion. Desainer
bisa mengerti buat konsep, menciptakan tekstil, bisnis, strategi dan
marketingnya.”
“Setiap
pengalaman dalam berkerja (Priyo sempat berkerja di rumah mode
Balenciaga saat di Paris-red) membuat sistem berkerja semakin matang
dan rapi. Saya sangat sistematis, mengontrol setiap detail produksi,
promosi hingga penyesuaian sumber daya manusia yang ada.”
“Inspirasi
global seperti Bali, Jepang, Tibet hingga India menjadi ide dalam
merancang. Tapi Bali menjadi favorit saya. Culture, pilihan
warna, tata busananya, masyarakatnya hingga atmosfirnya yang
inspiratif.”
“Saya
lebih memerhatikan karya kreativitas seorang desainer, walau di sini
kepribadian setiap kreator juga turut menjadi pertimbangan.”
“Kini
fashion Indonesia jadi lebih enerjik, wearable dan ciri
khas sendiri. Setiap penikmatnya mempunyai banyak pilihan gaya
busana.”
“Lini
busana pria dan uniform tetap dalam lini Spouse berdasar price
range. Semua ada tim-nya. Untuk lini busana anak dan home ware
belum. Khusus lini busa pernikahan tetap berada di bawah lini Priyo
Oktaviano Couture.”
“Presentasi
busana di luar negeri yang telah banyak saya lakukan disambut dengan
baik oleh market di sana. Potongan busana bergaya edgy
diterima dan laku seperti lini Spouse saya.”
“Setiap
wanita harus mandiri dan mengetahui yang diinginkannya dan dijalankan
dengan sistem menurutnya sendiri. Kepercayaan diri juga harus ada,
sehingga apa yang dikenakan tetap tampil untuk memberikan kekuatan
pada dirinya.”
“Koleksi
saya hadir di department store di pusat perbelanjaan di
Jakarta seperti Metro Department store , Harvey Nichols di Dubai dan
lainnya. Saya juga berkontribusi untuk merancang koleksi terbatas
dengan label batik seperti Danar Hadi dan Batik Keris.”
“Memproduksi
tenuanan ikat itu cukup lama hingga 3-6 bulan tergantung dari
kehalusan pilihan bahan, pilihan jenis bahan dan tingkat kesulitan
produksinya.”
“Saya
melansir label fashion saya di 2002 setelah lulus dari sekolah
fashion ESMOD,
Paris.”
FASHION DIARY : KEKUATAN DUA SILUET.
POWER OF TWO
Kekuatan
siluet busana menentukan performa gaya Anda. Elemen bervolume seperti
hour glass atau
cocoon bisa jadi investasi untuk
wardrobe Anda.
Oleh, Adi Surantha
Siapa
tak kenal Marilyn Monroe, ikon yang dipuja-puja di era 50-an, bahkan
namanya terus populer melintasi berbagai era. Tubuhnya yang berbentuk
kurva secara natural, menjadi patokan bagi tubuh ideal wanita era
tersebut. Pose atau gerak-geriknya yang memamerkan area pinggul juga
memberikan nuansa seksi dan daya tarik yang memikat. Di lain era,
saat video klip bertajuk “Single Ladies” dari Beyonce memenuhi
layar kaca pada tahun 2007, tak hanya pria saja yang takjub dengan
bentuk tubuh dan koreografi penyanyi tersebut. Banyak wanita juga
menggemarinya, figur tubuh berbentuk hour glass dengan
ukuran pinggul yang berisi menjadi obsesi dan amunisi tampilan
maksimal. Tampilan super skinny yang
sempat jadi tren dua tahun belakangan, kini pelan-pelan mulai luntur.
Terutama saat serial realita selebriti ternama Kim Kardarshian
bersaudara “Keeping Up With The Kardashian” hadir, tubuh berisi
dengan balutan gaun super ketat ala bandage dress
mewarnai gaya sehari-harinya dan diminati banyak wanita perkotaan.
Tak heran, banyak desainer dan label fashion
mulai melansir koleksi bersiluet jam pasir, dan tentunya mempengaruhi
gaya berbusana wanita masa kini.
PERFECT HOURS
Saat
presentasi pre-collection
Chanel untuk musim semi dan panas 2013 yang digelar di Istana
Versailles, Perancis, banyak kreasi Karl Lagerfeld sang desainernya
yang terinpirasi dari gaya busana penghuni istana tersebut. Gaya
busana bernuasa abad 17 dan ikonnya Marie Antoinette hadir melalui
detail delicate. Siluet
hour glass yang
bervolume pada bagian pinggang atau pinggul di atas gaun dan rok
bersiluet seperti bell
hadir memukau penikmat fashion. Tak lama setelah itu, banyak setiap
wanita tak lagi memilih tampil super ketat, beberapa wanita justru
bangga untuk memamerkan siluet bervolume yang memeluk tubuh yang
tampil fresh dan
tentunya feminin. Label lain seperti Dolce&Gabbana dengan gaya
glamor kontemporernya, atau Valentino dengan aksi feminin dan
elegannya. Gaun ala Valentino hadir dengan potongan pendek dan detail
volume pada bagian pinggang sehingga membuat garis pinggang
menggembung. Rumah mode asal Paris dan Italia tersebut ingin mengajak
setiap wanita untuk meraih gaya pikat baru melalui siluet hour
glass yang menonjolkan gaya
feminin sekaligus seksi.
COCOON PARADISE
Siluet
lain yang jadi perbincangan adalah cocoon.
Potongan ini kebalikan dari hourglass,
cocoon menawarkan gaya
loose yang membungkus
tubuh. Siluet ini paling
mencuat di era mode 20-an yang hadir melalui wrapped coats
dan 60-an dengan gaya mod-nya
yang terkenal. Elemen fashion yang paling banyak mengaplikasikan
siluet cocoon adalah
outerwear terutama
coat, baik potongan
panjang atau sebatas paha atas. Potongan ini memberikan kebebasan
bagi Anda untuk memakainya dan diaplikasikan oleh beragam proporsi
tubuh. Ikon fashion
era 60-an yang tak pernah bosan untuk dibicarakan seperti Audrey
Hepburn, kerap hadir dengan gaya yang begitu ikonis. Tak hanya little
black dress Givenchy-nya
saja, Audrey tampil dengan cocoon coat bermaterial
cashmere palet merah
tanpa kerah yang kini menjadi tren. Tren cocoon
semakin merebak saat presentasi musim gugur dan dingin 2012/2013 yang
menawarkan banyak luaran over coat
atau potongan pendek seperti pea coat
dengan ragam material dan motif. Contohnya saja dengan Celine yang
tampil minimalis dengan gaya Sci-fi melaui
coat berpalet cerah atau Giambattista Valli dengan ramuan tekstil
floral . Burberry
Prorsum yang terdepan dengan produksi luaran trench coat
juga tak mau kalah dengan pilihan palet terang, motif geometrikal dan
aplikasi elemen aksesori seperti belt di bagian pinggang. Pilihan
siluet ini tentunya bisa membantu untuk menutupi beragam kekurangan
bentuk tubuh Anda. Potongan ini pun diyakini bisa memberikan kesan
rileks namun structured
dan ladylike.
So ladies,
mana yang jadi pilihan Anda? Siluet hour glass atau
cocoon? Cosmo
yakin kedua potongan busana bergaya volume
ini bisa sangat fleksibel Anda adaptasi. Penyesuaian bentuk tubuh dan
jenis material juga wajib Anda perhatikan untuk kenyamanan saat
pengapliannya. Don't worry honey,
dua siluet elemen ini tak akan tergilas tren. Memiliki kedua siluet
ini atau salah satunya, tetap menjadi investasi bagi koleksi wardrobe
Anda, baik dikenakan untuk momen
seremonial atau perjalanan wisata Anda musim ini. Enjoy!
FASHION REPORT : ARANXTA ADI . RE-INVITE 2013 COLLECTION.
JUST FOR YOU
Setiap
wanita modern yang menikmati gaya hidup terkini tentunya mampu
memutuskan yang terbaik bagi dirinya, terutama fashion.
Oleh, Adi Surantha
Selebriti tanah air, Luna Maya
menjadi wajah pertama yang muncul di pergelaran busana Aranxta Adi
pada 5 Desember lalu dengan balutan gaun pendek. Ya, desainer fashion
Indonesia yang dikenal dekat dengan kalangan selebriti dan sosialita
ibukota ini kembali menggelar peragaan koleksi busana. Presentasinya
kali ini berkolaborasi dengan minuman vodka ultra premium yang
diadakan di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Tajuk acara Absolut
Elyx presents Aranxta Adi Re-Invite 2013 ini memamerkan 50 koleksi
busana cocktail dan evening yang digemari oleh setiap
wanita bergaul ibukota.
Meja panjanG dengan dekorasi
bernuansa baroque seketika menjadi panggung catwalk
para model. Sekuen pertama dipenuhi dengan gaun pendek bergaya
strapless yang sexy. Beberapa detail trendy
berpotongan simple seperti lipit, trimmed, peplum dan
drapery hadir di atas material satin dan silk hingga
velvet. Beberapa pilihan evening gown hadir dengan
nuansa glamour, gaya yang menjadi ciri khas desainer yang
sempat mendesain untuk label denim asal Amerika, Citizens of
Humanity. Ragam era fashion seperti 20an hingga 50an hadir melalui
potongan lurus atau volume yang wearable. Beberapa gaun
panjang dengan potongan ball gown, dan detail high slit
tampil memukau saat dibawakan beberapa model senior seperti Karenina,
Imelda Therine, Aline Adita dan Nadine Candrawinata. Gaya transparan
pada gaun panjang menjadi bintang malam itu. Ragam material
transparan seperti lace berdetail floral, sexy but strong and
fabulous!
“Tak
perlu memaksakan diri untuk meniru citra wanita tertentu yang
diharapkan masyarakat. Tunjukan saja siapa diri Anda!”
Ungkap Acong panggilan akrab
sang desainer. Ya, memang benar setiap wanita modern yang memiliki
kekuatan personal tentunya diharapkan mampu untuk mengekspreasikan
diri pada gaya hidupnya. Terutama dalam berbusana, Anda harus tampil
menonjol dan merepresentasikan personaliti Anda di antara sekian
wanita urban yang begitu menggemari fashion. Tampilan
sexy yang diadaptasi
setiap wanita modern pun, tentunya bisa hadir dengan gaya simple,
chic dan glamour
seperti yang ditawarkan Aranxta Adi, so Cosmo!
FASHION DESIGNER: DESAINER IPMI (IKATAN PERANCANG MODE INDONESIA) TREND SHOW ENERGIE.
DESIGNERS
ON STAGE
Ladies,
sembilan perancang busana tanah air yang tergabung di Ikatan
Perancang Mode Indonesia (IPMI) mempresentasikan tawaran tren 2013
dengan energi baru. Siapa saja mereka? Cosmo merangkumnya
untuk Anda.
CARMANITA
Batik
menjadi lahan kreativitas desainer yang membangun label fashionnya
sejak 1987 ini. Carmanita mencoba merancang busana dengan material
batik yang bisa digemari anak muda atau yang berjiwa muda. Karakter
desainnya yang hadir melalui permainan layer, detail drapery dan
volume membuat elemen batik menjadi lebih easy,
dinamis dan stylish. Perjalanan
kariernya diwarnai dengan komitmen untuk melestarikan ragam tekstil
Indonesia, beberapa material dan ciri khas Indonesia banyak mengisi
koleksi peragaan cucu dari pencipta lagu legendaris Ibu Soed. Koleksi
berdaya pakai tinggi dan material yang nyaman, membuat koleksinya
kini dikenakan setiap wanita lintas generasi.
VALENTINO
NAPITUPULU
Bergabung
dengan IPMI sejak tahun 1993 membuat perancang yang mencintai
desainer Valentino Garavani dan Ellie Saab semakin matang dalam
berkarya. Kreasinya kental dengan ragam detail yang dekoratif dan
elegan untuk mengakomodir ragam busana pesta wanita. Bunga yang
menjadi objek inspirasi koleksinya untuk peragaan IPMI semakin
memantapkan koleksi gaun koktil yang membuat wanita semakin terlihat
feminin. “Cara berbusana yang tepat adalah yang bisa menonjolkan
kelebihan kita dan mengurangi kekurangan kita” ungkapnya pada
Cosmo.
ERA SOEKAMTO
Desainer fashion lulusan
Lasalle Singapura ini sempat mendirikan label pertamanya yang bernama
Urban Crew yang dimminati banyak kalangan muda di awal tahun 2000an.
Sempat menjadi pengajar fashion di salah satu sekolah mode Jakarta,
desainer yang gemar mendesain ilustrasi fashion ini pun melansir
label atas namanya sendiri yaitu Era Soekamto yang mengeksplorasi
kekayaan tradisi Indonesia. Selain berkreasi untuk label
utamanya,kini desainer yang sempat menjadi runner up Asian Young
Designer Contest Singapore ini juga menjadi konsultan desain bagi
label Iwan Tirta.
BARLI ASMARA
Detail
dekoratif yang mengedepankan kerajinan tangan hampir mewarnai
beberapa koleksinya dalam 3 tahun terakhir ini. Belajar fashion
secara otodidak tak membuat desainer kelahiran Bandung ini kehabisan
ide dalam merancang. “Traveling dan buku-buku selalu menginspirasi
saya dalam merancang busana” katanya pada Cosmo. The
Fringe yang menjadi tajuk koleksi desainer yang bergabung di IPMI
pada 2010 ini membuktikan kepiawaiannya pada craftsmanship
yang semakin matang.
TUTY CHOLID
Desainer kelahiran tahun
1959 ini di awal kariernya gemar menggarap material sutra, kain
sulaman tapis dan tenunan songket. Gaya etnik yang ditawarkan hadir
dengan nuansa modern dengan garis rancang berpotongan structured yang
kental. Tekstur pada material yang biasa hadir pada selembar kain
diganti dengan teknik crochet oleh desainer yang melansir labelnya
sejak 1986 ini. Di presentasi IPMI, koleksinya tak hanya hadir dengan
ragam tekstil Indonesia, beberapapotongan kebaya dikemas dalam
rancangan busana yang modern dan fashionable.
LILIANA LIM
Sejak mewakili Indonesia
di ajang Asian Young Designer 1997 , wanita yang belajar fashion di
Futura Fashion Center Jakarta ini mulai bergabung di IPMI pada 1999.
Kreasinya yang bergaya feminin banyak hadir pada koleksi gaun koktil.
Permainan warna, detail glamor dan nuansa sexy banyak hadir untuk
ragan gaun malamnya. Selain koleksi siap pakai, desainer kelahiran 23
Desember 1973 ini juga produktif merancang beberapa koleksi gaun
pernikahan.
ARI SEPUTRA
Gaun malam dengan
potongan drapery dan feminin menjadi ciri khas Ari Seputra. Kain-kain
tradisional juga banyak menjadi material utama atau menjadi inspirasi
produksi motif untuk beberapa koleksi siap pakainya terutama saat
aktif di komunitas Cita Tenun Indonesia. Ragam material dan motif
tenunan akhir-akhir ini banyak dieksekusi oleh desainer yang sempat
belajar dan mengajar fashion di sekolah tinggi fashion, Esmod
Jakarta. Tahun lalu, melansir lini kedua Major Minor yang berkonsep
muda, siap pakai dan sudah dijual di gerai perbelanjaan Isetan di
Singapura.
ADRIANTO HALIM
Desainer
yang sempat berbasis di Bali ini, kerap melansir koleksi dengan ragam
motif nusantara. Beberapa potongan volume
dan struktural juga menjadi siganture style perancang
yang belajar fashion di LPTB Susan Budihardjo ini. Kini selain
merancang , pria kelahiran 1955 ini juga menjadi pengajar fashion di
Susan Budihardjo di beberapa daerah. Koleksinya di peragaan tren IPMI
menjadikan palet oranye sebagai warna utama dan smocked serta quilted
berdetail unik di rangkaian busana bertitel Circulation Energy.
YONGKI BUDISUTISNA
Setelah lulus dari
sekolah fashion di LPTB Susan Budihardjo, Yongki mendirikan label
atas namanya sendiri pada tahun 2001 sekaligus bergabung dengan IPMI.
Aktif mengikuti peragaan kolektif bersama IPMI, karakter desainnya
yang playful melalui permainan warna dan motif banyak diminati
fashionista. Koleksi terbarunya untuk IPMI yang bernama Bravely hadir
dengan gaya maksimalis yang menawarkan siluet volume dan gelepai. “
Setiap wanita itu harus tampil feminin yang soft, namun memiliki
personaliti dan kemampuan yang kuat,” ungkap perancang yang
mengagumi desainer Marc Jacobs ini.
Tuesday, January 22, 2013
Saturday, January 19, 2013
TERRA SANTA JANUARY 2013: BAPTISTE
http://terrasantaadisurantha.blogspot.com/
Terra Santa merupakan koleksi fashion Adi Surantha yang ia temukan dari beragam tempat saat ia membiarkan dirinya hilang di lautan fashion dan keindahan. Adi Surantha ingin berbagi cintanya pada Anda akan elemen yang indah saat matanya berkesempatan memandang kreasi berestetika personal. koleksi terbatas ini hanya tersedia satu saja sehingga membuat setiap orang yang memilikinya merasa spesial. Beberapa rekaman gambar inspirasi yang memanjakan indera dari Adi Surantha turut digelar untuk penyemangat dalam menikmati fashion. Mari rayakan bersama bercinta pada keindahan fashion dan benda-benda inspiratif pilihan personal Adi Surantha.
LET'S SHOP LADIES, ONLY IDR200.000-350.000. ENJOY, ADI SURANTHA
MORE PRICE& DETAIL PLEASE VISIT:
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10151286092133612.483245.701323611&type=3
Subscribe to:
Posts (Atom)