PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

Monday, June 6, 2011

THOMAS SIGAR FASHION SHOW 2011

CULTURE CLUB

Budaya dijadikan inspirasi melalui fashion dan pergelaran seni yang menumbuhkan kecintaan pada tanah air.

Eksplorasi budaya milik bangsa sendiri patut digiatkan dari waktu ke waktu. Beberapa desainer tanah air terutama dari generasi senior banyak yang memperkenalkan fashion melalui pilihan budaya dengan kain tradisional atau adati dari beberapa daerah tertentu. Salah satunya adalah Thomas Sigar, desainer fashion yang sudah berkiprah sejak tahun 80-an, pada akhir Juni lalu membuktikan kecintaan terhadap budaya tanah air sendiri melalui peragaan busana bertajuk The Echanting Culture of Minahasa di Djakarta Theater Jakarta.

Tahun ini pergelaran busana dihadirkan dengan koleksi busana hasil eksplorasi kain Minahasa, Sulawesi Utara. Kain tenun Minahasa dieksekusi oleh Thomas Sigar dengan pilihan material yang lebih mewah, nyaman dan sarat kekinian seperti pengaplikasian material sutera. Inovasi motif pada kain Minahasa hadir melalui permainan motif cetak tangan dengan dukungan perusahaan tekstil PT Bilina Bina Cendikia. Motif Patola pada selembar kain tenun Minahasa: Ikat Bentenan dan Songket Pinatikan mengisahkan sejarah asimilasai budaya dan kepercayaan masyarakat di masa lalu. Kain tersebut mengungkapkan makna melalui motif yang hadir berkat pertemuan budaya India hingga kepercayaan animisme karena corak sisik Ular- Ular saat itu disakralkan sebagai dewa penjaga padi atau kemakmuran- . Catatan sejarah tersebut tak lantas dikubur dalam sesuatu yang kuno, Thomas justru menyegarkannya melalui warna-warna segar seperti hijau, oranye dan ungu pada motif tradisional tersebut. Kita pun diajak bernostalgia untuk menghargai masa indah atas pertemuan budaya India dan Minahasa melalui kisah perdagangan Gujarat di Tanah Sulawesi melalui potongan busana hasil pengaruh India seperti kemeja tunik panjang sutera yang melambai ,jaket katun bernapas sporty hingga jas panjang berkerah Nehru khas Maharaja India. Peragaan ini juga hadir dengan pagelaran budaya khas Minahasa yang memberikan suasana tema acara semakin kental. Esquire pun mendapat suatu pengetahuan budaya bangsa yang baru lagi, melalui seni tari pergaulan dan upacara sakral yang dipersembahkan oleh ISBSU (Institut Seni Budaya Sulawesi Utara) melalui arahan artistik Denny Malik.

Melalui pergelaran ini Esquire yakin bahwa sesuatu yang orisinil akan terus dicari, dicintai, dirindukan hingga kompetitif di mata bangsanya sendiri bahkan di mata internasional. Namun tentunya sesuatu yang otentik tersebut perlu terus digali agar terima oleh penikmat masa kini, contohnya untuk kreasi busana. Berbagai jalur yang dilewati seperti inovasi, adaptasi tren terkini, kolaborasi dengan perusahaan tekstil serta dukungan komunitas internal dan pemerintah diyakini bisa menyambung visi pelestarian budaya. Seperti yang Thomas Sigar praktikan, semoga kedepannya bisa menginspirasi dan diestafetkan kepada generasi perancang yang lebih muda, agar peninggalan kekayaan budaya tersebut tak hanya berdiam dan usang di museum saja.


No comments:

Post a Comment