PARIS
Paris,
menutup fashion week musim
ini dengan kemegahan peragaan busananya, seperti yang selalu terjadi
di panggung Chanel atau Louis Vuitton. Berita tentang lengsernya
desainer Marc Jacobs dari Louis Vuitton setelah memimpin selama 16
tahun, juga menjadi perbincangan di seluruh khalayak mode penjuru
dunia. Dari situ pun Paris membuka lembaran sejarah mode barunya:
Paris menahbiskan dan membutuhkan perancang baru dan muda untuk
kejayaan fashion-nya.
Paris pun yang mewarisi tradisi couture fashion
mempresentasikan koleksi bernapas high-end fashion
dengan semangat kontemporer dan urban. Kekuatan dari history
rumah mode akan terus dingat banyak generasi jika tetap dalam standar
kualitas dan ide yang avant-garde.
Seperti yang terjadi di Balenciaga kreasi Alexander Wang, Ricardo
Tisci untuk Givenchy atau Christian Dior oleh Raf Simons, inspirasi
lintas gaya jalanan mampu disandingkan di tahkta adibusana dengan
riasan detail-detail couture
yang spektakular. Kisah perjalanan fashion
dan seni pun kembali bersemi, dengan banyaknya kreasi bernapas seni
yang segar di presentasi Chanel, Celine hingga Alexander McQueen.
Teknik yang mumpuni dalam menggarap desain, fabric,
hingga potongan-potongan yang menggoda pasar global seakan tetap
membuat butik-butik label Paris terus jadi antrean belanja pelanggan
setianya.
No comments:
Post a Comment