FROM
BALI WITH LOVE.
Gaya
rancangan yang segar dan modern mampu dicintai oleh setiap wanita
tanah air hingga internasional, seperti yang Oka Diputra buktikan.
Oleh,
Adi Surantha
“Saya belajar fashion
secara otodidak. Dari kecil saya jarang beli baju baru, oleh sebab
itu saya sering membuatnya. Beranjak dewasa saya pun sering membuat
dan menjual baju, sampai suatu hari Ibu saya mulai mendukung saya.
Saya pun memberanikan diri dan menunjukan kepada Ibu saya dengan
membuat label fashion dan fashion show di tahun 2000.”
“Saya selalu mencoba out of the
box dalam berkreasi. Saya ingin setiap wanita yang mengenakan
koleksi saya, signature style rancangan saya juga hadir.”
“Saya memilih berbasis di Bali,
karena saya suka dengan outdoor living. Hobby saya diving
dan hiking, dan saya pun yakin bisa menjalani bisnis
fashion bisa dijalankan di sini bersama gaya hidup pilihan saya
tersebut.”
“Basis saya di Kota Bali membuat
proses produksi bagi klien yang tinggal di luar Bali jadi lebih
cepat. Oleh sebab itu soal desain saya mencoba yang simpel namun unik
seperti ikat-ikatan, drapery, bias cut, tanpa risleting dan
all size. Hal itu pun bisa
jadi gaya rancangan saya.”
“Saya tahun ini baru melansir
koleksi lini pria bernama Largo. Sebenarnya awal mendesain saya
mencoba baju pria, namun karena pasar wanita lebih banyak permintaan,
saya pun membuat baju wanita hingga sekarang.”
“Saat merancang busana pria saya
selalu berpikir untuk membuat rancangan yang inovatif namun tetap
tampil maskulin.”
“Saat pertama kali mengadakan peragaan, gaya rancangan saya masih bernuansa resort. Contohnya potongan kaftan atau sarung, pengaruh tersebut juga banyak tetap mempengaruhi koleksi saya sampai saat ini namun diperbaharui desain dan detailnya.”
“Saya sempat dikecilkan dengan
sebutan hanya desainer daerah. Saya biasa saja, karena justru dengan
berbasis di Bali, itu merupakan jendela dunia. Banyak beberapa buyer
dari luar negeri seperti dari Eropa datang tertarik pada koleksi saya
saat mereka berlibur di Bali. Bahkan desainer Jepang ternama seperti
Kenzo Takada saja sempat tak sengaja datang dan membeli rancangan
saya. Saat bertemu dia saya sangat terkejut dan bahagia sekali.”
“Desainer Bali banyak yang
memiliki bisnis secara internasional. Saya sempat dapat pesanan
partai besar untuk pasar Eropa dan Australia. Saya pun rutin
mengikuti ajang fashion show dan pameran dagang di Hong Kong
Fashion Week.”
“Tim saya masih terbilang kecil
hanya 6 orang untuk tim desain dan development, oleh sebab itu
kami berkerja semaksimal mungkin. Selain membuat rancangan deluxe
dan siap pakai saya juga mempunyai lini uniform yang secara
bisnis sangat menjanjikan.”
“Desainer favorit saya, Jean Paul
Gaultier dan Ralph Rucci. Gaya dan teknik rancangan mereka sangat
saya kagumi”
“Klien wanita yang sering datang ke butik saya di Bali rata-rata orang asing. Jikadari lokal biasa dari Jakarta dan Bandung hingga selebriti seperti Titi Sjuman, Susan Bachtiar, Aline Adita dan Melly Goeslaw. Rata-rata mereka menyukai desain, potongan dan detail yang tak biasa serta tingkat kenyaman yang tinggi.”
“Inspirasi dalam merancang biasa
hadir dari gaya hidup saya seperti diving, dunia laut hingga
padang gurun. Saya menyukai material silk polyester yang mudah
dijahit dan dibentuk sesuai detail desain saya seperti pleats atau
crochet”
“Saat merancang busana pernikahan,
saya harus mengenal dan memahami sekali klien tersebut, karena momen
pernikahan sangat penting bagi setiap orang. Saya tidak ingin
mengecewakannya.”
“Pada 2007 saya bergabung di komunitas desainer fashion seperti APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia) sangat berguna bagi profesi saya. Setiap anggota sering berbagi pengalaman, saling memberi masukan, networking dan dukungan.”
“Fashion show yang memorable adalah saat para fitter saya salah mengenakan busana saya. Dari 30 koleksi ada 10 koleksi yang salah pakai, tapi justru hasilnya terlihat unik.”
“Pada 2007 saya bergabung di komunitas desainer fashion seperti APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia) sangat berguna bagi profesi saya. Setiap anggota sering berbagi pengalaman, saling memberi masukan, networking dan dukungan.”
“Fashion show yang memorable adalah saat para fitter saya salah mengenakan busana saya. Dari 30 koleksi ada 10 koleksi yang salah pakai, tapi justru hasilnya terlihat unik.”
“Untuk masa datang saya
mempersiapkan tim kreatif untuk label saya, saya mendukung tim saya
sebagai konsultan saya.”
No comments:
Post a Comment