STUDIO EVOLUSI
133 nomor rumahnya di Surabaya, kota asal desainer Biyan, dijadikan nama second line dari desainer fashion kebanggaan mode Indonesia ini. Studio 133 nama dan nomor yang ternyata juga membawa hoki, label yang sudah berjalan selama tiga dekade di industri fashion tanah air masih mempresentasikan koleksi terbarunya di Hotel Dharmawangsa Jakarta minggu lalu.
Model wanita dengan riasan sederhana dan cepolan rambut berkain patchwork melenggang dalam balutan busana serba longgar. Terlihat sekali betapa wanita menikmati kecantikan dan hidupnya dengan balutan atasan tunik dan celana kulot. Perpaduan corak tribal dipulas dalam nuansa pastel. Perkawinan corak juga hadir seperti ikat dan grafis yang tampil dalam satu set atasan dan bawahan yang tak terlihat membosankan. Hal itu juga terlihat pada pilihan blus tunik panjang dan celana panjang motif bold-stripes. Percampuran corak kotak-kotak, floral, songket, tie-dyed dan abstrak, juga hadir pada blus longgar dan tank top panjang yang dibingkai dalam gaya satu set. Suatu ide gaya pelesir yang praktis namun tetap sophisticated.
Beberapa atasan tunik juga hadir dengan detail bordir bernapas eklektik, dipadankan dengan rok asimetris yang membuat tampilan modern dan chic. Pada sekuen akhir ragam pilihan atasan dan terusan bermandi detail yang delicate. Mulai dari bordir, bebatuan dekoratif hingga renda hadir dalam kombinasi material berat dan ringan. Soal material, kepiawaian Biyan dalam menggarap perpaduan motif tribal dan geometrikal jadi pada silk, renda, linen, dan katun membungkus koleksi jadi easy dan elegan. Luaran kaftan, cape, atasan, rok , celana, dalam potongan asimetris dan palazzo membebaskan Anda untuk memadu-padankannya. Tak lupa dengan ragam statement necklace dan anting yang bersinergi membuat tampilan lebih individual.
Koleksi pria juga jadi perbincangan malam itu, Biyan meneruskan semangatnya untuk memproduksi pakaian pria setelah tahun lalu menyelipkannya di peragaan first line-nya di Bazaar fahsion Festival 2015. Koleksi atasan jadi highlight untuk seri Studio 133. Beberapa atasan longgar dan panjang berkerah nehru hadir dengan twist hitam-putih pada detail lengan. Ada pula perpaduan motif tribal dan bold-stripes seperti koleksi wanita, yang tampilannya jauh dari kesan feminin berkat opsi bahan katun yang sharp. Bordiran juga hadir pada atasan tunik pria yang ditempatkan pada lengan dan pinggang. Beberapa padanan celana pendek membuat atasan-atasan linen melayang untuk pria tampil kasual.
Label Studio 133 memang dikenal dan banyak dikomsumsi oleh beberapa wanita berusia senior yang gemar mengenakan potongan longgar, Ibu saya sangat menggemarinya. Belum lagi ragam detail dan pilihan bahannya kadang adaptif diaplikasikan bagi wanita yang berhijab atau modest wear, label ini sangat akrab pada mereka. Namun, tiga tahun belakangan presentasi koleksi Studio 133 mengembangkan elemen fashionnya jadi lebih luas untuk mencuri selera pasar dengan beragam gaya dan muda. Dari tamu yang hadir mulai dari wanita bercucu, berkeluarga, hingga usia dua-puluhan , Biyan membuka cakrawala baru bagi gaya dan lintas generasi pemakainya.
Evolusi Biyan pada gaya, garis desain dan karakternya hadir dengan harmonis dan tidak emosional. Semangat ini yang menurut saya terus membuat Biyan tetap jadi patokan dan teladan bagi pelaku baru di industri mode tanah air, agree?
Adi Surantha.
No comments:
Post a Comment