FASHION
RENDEZVOUS
Pertemuan
kembali koleksi tas rumah mode dengan arsip legendarisnya,
menciptakan kreasi terkini dan terus jadi obsesi fashionista.
Oleh,
Adi Surantha
Suatu
akhir pekan bulan lalu salah seorang wanita dan ibunya sedang
berjalan-jalan di salah satu mal bergengsi di Jakarta. Saat melewati
window display salah satu butik label kenamaan asal Paris,
wanita itu pun menunjukan satu tas favoritnya. “Oh my God..So
fabulous. I will buy this bag, Mom! Tapi spontan ibunya menjawab
“Aduh, model ini dari jaman mama Muda juga sudah ada, Mama punya
kok!” Anaknya pun keheranan.
Yes,
darling..Gambaran fashion dunia terutama soal koleksi
aksesori tas kini memang memperlihatkan gejala tren retrospektif.
Banyak rumah mode legendaris bernostalgia dengan arsip-arsip
perjalanan fashion mereka. Beberapa kreasi historis, mulai
dari koleksi busana hingga aksesori tas dan sepatu menjadi titik
perhatian dalam berkreasi. Apalagi koleksi tas yang ikonis dan laris
manis saat pertama kali dilansir, dipastikan seri tersebut tidak
absen untuk diproduksi ulang menjadi koleksi baru. Biasanya, koleksi
tas ikonis tersebut hadir dengan bentuk yang sama namun
bertranformasi pada detail atau materialnya. Kreasi merilis ulang
desain tas bisa hadir melalui material yang lebih digemari sekarang,
detail yang sedang tren atau hasil kolaborasi dengan figur-figur
kreatif yang sedang happening saat ini.
LAST
& FOREVER
Cosmo
pun mengamati fenomena tersebut dari koleksi Spring/Summer 2013 dari
label-label Italia yang dikenal dengan produksi aksesori tas kulit
legendaris. Salah satunya Fendi, label ini memiliki seri tas bernama
Baguette yang pertama kali dilansir pada 1997 dan menjadi elemen
trendi saat itu. Potongan structured dan tekstur unik pada tas
membuat koleksi Baguette menjadi must have item fashionista.
Musim ini, tas tersebut kembali dilansir dengan ragam detail khas
musim panas bergaya playful yang semarak. Tas hadir dengan
potongan klasik, namun material pada tas seperti manik-manik,
kancing hingga desain bag on bag membuat tas menarik perhatian
penggemarnya. Koleksi seri ini juga membebaskan setiap pemiliknya
untuk mengenakan tak hanya sebagai shoulder bag seperti
pertama kali dilansir, tapi juga multifungsi sebagai clucth
saat strap-nya dilepas. “Saat memakai tas Baguette, Anda
bisa mengikuti mood Anda, dikenakan dengan strap atau
sebagai clucth.” Ungkap Silvia Fendi sang kreator dan
pemilik label ini. Jauh ke era 40 dan 50-an, tepatnya ke kota
Florence, label Gucci yang baru berulang tahun ke-90 tahun, terkenal
dengan tas seri Bamboo yang sudah dikenakan selebriti ternama Grace
Kelly dan Iggrid Bergman. Desainnya, material kayu bambu sebagai
pegangan yang dilengkungkan dengan proses pemanasan dan teknik
khusus. Sekarang, tas seri ini kembali dilansir dengan material
eksotis seperti kulit phyton, buaya, corak ikonis flora hingga
detail tassel kulit dan detail strap.
FASHION
TREASURES
Dari
Paris, rumah mode Louis Vuitton paling totalitas dalam melansir
koleksi tas-tas ikonisnya. Tahun ini, label ini fokus untuk melansir
kembali koleksi tas ikonis dalam konsep berukuran mini yang diberi
nama koleksi Mini Mon Amor. Koleksi seri 50-an seperti Alma hingga
Speedy hadir dengan ukuran mini dan warna neon yang menggoda. Seri
Alma hadir dengan material kulit vernis mengkilap dan strap,
sedangkan Speedy dengan material kulit dan detail khas monogram yang
diembos, fantastic! Legenda fashion Paris
lainnya yaitu Chanel, yang di bawah arahan desainer kaliber Karl
Lagerfeld. Desainer yang menginjak usia 80 tahun namun tetap berdarah
muda, selalu berhasil mengolah kreasi tas ikonis Chanel 2.55 Flap Bag
yang pertama dilansir pada 1955. Di era millenium, seri tas tersebut
kembali jadi incaran dengan koleksi baru yang hadir dari nama sang
kekasih Coco Chanel pendiri label ini yaitu Boy Chanel. Koleksi tas
hadir dengan gaya lebih sharp dengan material keras seperti
steel dan ragam material dan detail pada tas. Musim ini flap
bag berdetail quilted yang ikonis pun hadir dengan kreasi
hula-hoop, hingga bergaya lego yang menjadi buah bibir dan
obsesi penikmat fashion di penjuru dunia. Lainnya, yang
menjadi perhatian Cosmo yaitu dari Amerika, label aksesori
Coach tak segan-segan untuk menamakan koleksi terbarunya bertajuk
Legacy Collection. Koleksi tas hadir dari desain tas ikonisnya dari
era 50 hingga 60-an yang dirilis ulang dengan gaya tren terkini
seperti color block dan warna-warna cerah yang membuat
penjualan tas label yang berdiri sejak 1941 ini laku keras.
Memang
harus diakui krisis ekonomi yang melanda membuat setiap individu
selektif dalam berbelanja produk fashion, terutama tas mewah.
Kreasi klasik yang sudah dikenal atau mudah diterima pelanggan setia
atau baru justru menjadi prioritas. Fenomena rumah mode merilis
ulang koleksi tas ikonisnya di musim ini pun tak membuat label-label
raksasa tersebut tidak kreatif. Justru kreativitas tingkat tinggi
sangat diandalkan saat merancang kembali tas tersebut, agar koleksi
tersebut tampil segar dan menarik perhatian oleh generasi baru
seperti cerita pengalaman berbelanja sang wanita dan Ibunya di atas.
No comments:
Post a Comment