LOCAL HERO
Ajang festival fashion Singapura yang mempresentasikan acara dan koleksi internasional dan lokal secara bersama demi merangsang fashion lokalnya sendiri.
Negara tetangga kita Singapura, selain terkenal dengan tingkat kebersihan kotanya juga merupakan destinasi favorit belanja untuk koleksi dari label internasional. Kita pun tahu menurut sejarah, letak geografis Singapura yang menjadikannya pusat perdagangan Asia di masa lalu ikut membentuk Singapura sebagai kota tersibuk di dunia komersial. Setelah bertahun lamanya Singapura pun dikunjungi banyak butik dari rumah mode ternama untuk membuka gerai disana. Tingkat kesejahteraan yang baik pun menumbuhkan watak konsumtif, hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya label internasional dan pusat perbelanjaan baru menjamuri Singapura. Masyarakat Singapura ataupun turis yang berdatangannya dianggap potensial bagi bisnis ritel pakaian, mereka itu big spender dan terlihat dari masyarakatnya yang di pinggir jalan menenteng tas Louis Vuitton dan beralas kaki Tod’s, sedangkan di Jakarta ,mereka yang mengenakan label ternama tersebut berada di dalam mobil sekelas Alphard dan tubuh yang tak meneteskan keringat setiap harinya.
Memasuki era millennium, efek dari gambaran masyarakat Singapura tersebut tentu saja memiliki efek lain pada pertumbuhan watak masyarakatnya. Salah satunya yang serba kebarat-baratan, serba brand minded-merek luar negeri ternama bukan kreasi bangsanya-. Padahal kita mengenal Singapura sebagai negeri multikultur terbesar di Asia, dan saya yakin masyarakat yang lahir, hidup dan berkarya di negeri multikultur diharapkan bisa dan peka terhadap sesuatu yang baru, yaitu pengaruh dari luar maupun di dalam. Salah satunya mengenai fashion yang bukan isu baru yang sulit diperkenalkan pada masyarakat Singapura. Lalu baru tiga tahun terakhir ini Singapura melansir acara serupa fashion week bertajuk Asia Fashion Exchange yang membawahi gelaran Audi Fashion Festival, Blueprint, Asia Fashion Summit dan Star Creation dari 13-19 Mei 2011 lalu. Esquire pun berkesempatan untuk mengamati pekan fashion Singapura tersebut yang digelar di beberapa tempat acara. Walau beberapa perancang lokal barunya berkesempatan untuk mempresentasikan koleksi busananya. namun label-label fashion asal Italia, Perancis, Thailand, Korea hingga Indonesia pun berpartisipasi untuk meramaikan pekan fashion ini. Sampai-sampai desainer dunia sekelas Antonio Berardi hingga Giles Deacon pun hadir pada acara ini. Pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa acara ini digelar untuk memberi jalan dan lahan bagi perancang lokalnya untuk berkreasi di negerinya sendiri hingga bisa mengharumkan bangsanya di mata internasional. Tidak perlu menyerah seperti Prabal Gurung desainer kelahiran negerinya yang lebih memilih berkarier di New York daripada di negeri Singa tersebut. Tentu semua itu adalah karena akibat yang dilambungkan ke permukaan masyarakatnya yang hanya setia menjinjing Prada daripada mengenakan kreasi perancangnya. Saya yakin dengan budaya yang plural di wajah masyarakatnya, inspirasi dalam berkreasi bisa digali dan diolah dengan kaya pula. Walaupun pekan fashion ini masih –harus- menggandeng label ternama internasional dalam satu panggung, hal itu seharusnya dipandang sebagai strategi untuk menumbuhkan semangat cinta pada karya negeri sendiri. Baik pada masyarakatnya, perancang atau calon perancang busana dari generasi muda bisa melihat bahwa kreasi mereka juga ternyata bisa sejajar dan kompetitif dengan kreasi luar negeri. Sehingga pada akhirnya Singapura pun memiliki kreasi desainer fashion sendiri yang dibanggakan saat berjalan-jalan di Orchard road.
FESTIVAL INSPIRATION
Rangkaian presentasi Asia Fashion Exchange di Singapura selain sebagai perkenalan koleksi musim terbaru demi menginjeksi masyarkatnnya untuk berbelanja barang baru, justru bisa dijadikan inspirasi bagi pengunjung dari segala kepentingannya. Berikut rangkumannya.
Day 1- Day 3
Pembukaan acara oleh presentasi label asal Italia, Missoni yang terkenal dengan rajutannya yang semarak. Beberapa keluarga Missoni yang menjalankan bisnis keluarga ini turut hadir. Acara ditutup dengan Opening Party oleh musisi dunia Boy George. Tak terlewat peragaan koleksi desainer dunia yang hit tahun ini Erdem, Presentasi Parco-yaitu gerai berkumpulnya desainer muda Singapura-, Show Swarovski, Zouk Flea hingga pesta bersama Vodka dan Mia Moretti
Day 4
Presentasi koleksi perancang muda dari Asia- Indonesi berpartisipasi- yang mengikuti kompetis desain busana pada ajang Star Creation yang dimenangkan oleh perancang dari Jepang. Presentasi Tiffany& Co, fashion show label asal Thailand Greyhound yang penuh sesak oleh sosialita dan kalangan hip Singapura.
Day 5
Esquire mengikuti seluruh rangkaian Fashion Summit yang membicarakan seputar dunia fashion dari tren, desain, budaya, bisnis hingga teknologi pendukungnya dengan pembicara dari praktisi yang ahli di bidanganya. Presentasi koleksi label Singapura Alldressedup dan desainer Italia Antonio Berardi untuk koleksi pasangan.
Day 6
Presentasi label underwear khusus pasangan Triumph, presentasi koleksi label asal Swedia H&M yang akan membuka gerainya di Singapura pada akhir tahun ini. Fashion show label Singapura Raoul dan opening party dan fashion Blueprint –ajang pameran dagang kreasi desainer muda Singapura dan Asia beberapa diantaranya label desainer muda asal Indonesia.
Day 7-10
Fashion show label asal Paris, Ungaro yang mendatangkan perancangnya Giles Deacon. Pembukaan pameran kreasi desainer muda Blueprint dan Emporium di Marina Bay Sands, prsentasi koleksi desainer muda dari Asia yang berpartisipasi pada pameran Blueprint. Acara ini mendatangkan media dan buyer potensial dari banyak negara yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan bisnis bagi desainer muda melalui pemesanan dalam kuantitas partai besar.
No comments:
Post a Comment