EVERYDAY INDONESIA
Ladies, kekayaan tekstil dan siluet tradisional
bernapas Indonesia tak pernah habis untuk dieksplorasi, seperti Lenny Agustin
ceritakan pada Cosmo.
Oleh, Adi Surantha
“Awal mula saya melansir label fashion Lenny Agustin
saat 2002 dan Lennor pada 2007. Saya memulai merancang kebaya dengan desain
yang beda dengan kombinasi elemen fashion
yang bernuansa muda yang fun. Saya ingin melestarikan kebaya agar tetap
dicintai setiap wanita dan terus dikenakan hingga kini. Kebaya bisa dipadankan
dengan elemen lain yang dinamis seperti rok tutu, celana panjang dan lainnya
”
“Saya memimpikan orang Indonesia sehari-harinya mengenakan
elemen fashion dengan kain Indonesia, seperti yang menjadi spirit Lennor.”
“Berjalannya waktu kini saya melansir koleksi desain kebaya
dipadankan dengan kamisol, material organdi dan tulle bermotif hingga
eksplorasi siluet desain bernuansa daerah lain seperti baju bodo dan tenun
ikat. Saya juga ingin melansir lini khusus baju pernikahan”
“Karakter wanita pengguna koleksi saya: cinta, bangga
dengan Indonesia, berjiwa muda, Fearless!”
“Sejak kecil saya suka fashion, terutama saaat
membuat baju untuk boneka atau penari karena dulu saya juga menari.”
“Sekarang saya baru melansir buku fashion yang
berisi tentang di balik proses produksi desainer fashion dalam
menciptakan busana, saya ingin berbagi pada setiap orang, mulai dari inspirasi
sampai fashion show.”
“Gaya berbusana setiap desainer sebaiknya harus fashionable.
Lebih baik jika bisa merepresentasikan gaya rancangan sendiri. Saya mencat
rambut saya warna-warni agar tidak cepat bosan dalam berpenampilan”
“Almarhum penulis mode Muara Bagdja merupakan salah satu
orang terdekat saya, dia mengerti tentang visi dan garis rancangan saya. Saya
banyak belajar dengan dia”
“Kontribusi saya bagi Indonesia belum banyak, mimpi saya
masih banyak untuk fashion Indonesia. Tapi dengan aktivitas saya seperti
mengajar, talk show untuk sharing
tentang fashion ke kampus-kampus dan acara fashion , saya ingin
banyak bibit-bibit baru lagi di dunia fashion untuk mengakomodir
kebutuhan busana bagi segala lapisan kebutuhan masyarakat.”
“Tanggung jawab menjadi desainer harus menawarkan gaya
busana baru , detail khas yang segar atau styling yang baru. Jadi trendsetter
bukan follower!”
“Trik melansir busana siap pakai tapi agar tetap istimewa
dan tidak pasaran yaitu coba dengan detail unik yang membutuhkan teknik atau craftsmanship
yang menjadi ciri khas sendiri. Misalnya mengaplikasikan kerajinan tangan
Indonesia yang begitu kaya, seperti kerajinan sulam usus Lampung dan lainnya.”
“Desainer fashion dunia, Vivienne Westwood adalah
idola saya.”
“Dari Surabaya saya hijrah ke Jakarta untuk mendalami ilmu fashion di
sekolah mode seperti ISWI (Akademi Seni Rupa dan Desain), Bunka dan Lasalle Jakarta.”
“Tahun 2006 saya bergabung dengan APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia)
merupakan fashion show pertama saya dan terlupakan karena mendapat
sambutan yang baik dari media dan penikmat fashion.”
“Saya melansir lini kedua Lennor untuk koleksi siap pakai
bagi kalangan muda dengan pilihan material kain tradisional seperti sarung,
batik dan lurik dari beragam daerah di Indonesia yang dikombinasikan dengan
kain bercorak semarak.”
“Saya selalu open minded, senang bergaul dengan
siapa saja karena menambah wawasan dan pengalaman. Sebagai wanita ada
keterbatasan saat berkeluarga harus membagi dan menyisihkan waktu yang seimbang bagi keluarga dan
profesi saya sebagai desainer, walau kadang harus berkorban sejenak untuk berdedikasi untuk keluarga”
“Di dunia kreatif, berkerja harus dengan hati. Saat
berkerja dengan tim, kepercayaan sangat penting untuk kelancaran dalam
berkreasi.”
“Saya sudah mengeksplorasi kekayan kain, tenun dan siluet
tradisional Sumatera, Jawa , Bali, Makasar, Sulawesi, Madura, Papua.”
No comments:
Post a Comment