ENJOY THE SHOW!
Selain presentasi koleksi terbaru,
nuansa teatrikal pada panggung dan aksi peragaan juga menarik perhatian fashion
week musim ini. Bravo!
Oleh, Adi Surantha
Ladies, sepanjang presentasi fashion week selalu saja ada cerita menarik yang membekas
bagi setiap penikmatnya. Khususnya untuk presentasi musim gugur dan dingin
2012/2013 di kota kapital fashion seperti New York, London, Milan dan
Paris yang dilangsungkan Februari lalu. Salah satu yang mengundang decak kagum
adalah presentasi fashion dari rumah-rumah mode itu sendiri, yang
menghadirkan fashion show bernuansa teatrikal yang dramatis. Dari Paris
beberapa label “raksasa” seperti Louis Vuitton menyuguhkan kereta api kuno di
atas runway, sedangkan Chanel yang selau setia mempresentasikan
koleksinya di lokasi bergengsi di Paris , Grand Palais menghadirkan dekorasi panggung penuh
batuan kristal hitam berukuran besar. Sebulan sebelumnya, Karl Lagerfeld kepala
kreatif Chanel mempresentasikan koleksi pre-fall 2012 di taman istana
Versailles, Perancis yang legendaris dengan latar kolam-kolam berair mancur
yang extravaganza dan
memikat para penggemarnya.
Pergelaran fashion koleksi musim terbaru yang hadir
dengan panggung, dekorasi dan acara yang menarik juga hadir di label fashion
yang jarang mempraktikan presentasi busana yang dramatis. Contohnya saja di
peragaan Stella McCartney yang menyuguhkan magician dan dancer
yang menari di atas kursi di tengah-tengah para tamu A-lister di London
tak ingin beranjak pulang. Desainer Rick Owens juga tak pernah bosan untuk
mencitrakan rumah modenya dengan
suguhan peragaan bernuansa teatrikal. Presentasi koleksi busananya yang bergaya
gothic dan modern rock semakin memuncak saat tali api yang
tergantung di atas runway menyala sepanjang peragaan, awesome! Aksi memukau lainnya
juga hadir di presentasi Vivienne Westwood, para modelnya walau mengenakan gaun
malam elegan namun tidak berjalan di atas catwalk tapi bersepeda dan
mengundang gelak tawa para tamu label asal Inggris ini. Perayaan sang desainer
berkarya di suatu rumah mode dalam rentang waktu tertentu juga menjadi sorotan
penikmat fashion, contohnya saja perayaan 10 tahun desainer fashion
Alber Elbaz berkarya di rumah mode Lanvin. Aksi finale yang selalu
ditunggu-tunggu pada setiap fashion
show ditutup dengan aksi sang desainer yang menyanyi di atas panggung.
Suguhan birthday cake setinggi tujuh tingkat dan chocolate fountain
juga membuat acara semakin tak terlupakan, so jealous! Label Burberry Prorsum juga tak mau
kalah dengan aksi peragaanya yang extraordinary. Pasalnya label yang
terkenal dengan koleksi trench coat-nya ini menghadirkan hujan salju
buatan saat presentasi, serta menata para model berjalan di runway
sambil membawa payung. Dekorasi panggung Marc Jacobs di New York Fashion Week
seperti ikut menyihir para tamu, dekorasi rumah kertas hadir sesuai imajinasi tema
koleksi sang desainer. Dari Milan, Donatella Versace juga membuat panggung
peragaan Versace dengan pencahayaan LED sesuai dengan inspirasi disco
yang hadir pada koleksinya. Dolce & Gabbana pun tak pernah bosan untuk
mengangkat kebanggaan pada negeri Italia asal label tersebut. Koleksi bergaya opulent
dan baroque hadir di bawah dekorasi panggung yang agung melalui juntaian
lampu chandelier kristal dan langit-langit tinggi dengan interior
seperti gereja katedral, beautiful. Sedangkan Kenzo justru memilih lokasi
unik dengan area atrium gedung universitas dan koreografi model berjalan dari
eskalator dan ditonton oleh para tamu dan jurnalis fashion dari beberapa
sudut jendela besar, sungguh berbeda!
Ladies, mengamati presentasi musim gugur
dan dingin 2012 yang membuat kita terpukau tentunya juga memilki pesan khusus
yang ingin disampaikan oleh setiap perancang. Dari inspirasi atau tema yang
mereka gali dan presentasikan , kita diajak untuk turut meresapi dan terbawa
dalam tawaran mode terbaru yang tak mengenal batasan dalam berkarya. Beberapa
aksi dramatis dari peragaan bernuansa teatrikal juga hadir sejalan dengan DNA
yang sudah melekat abadi pada setiap rumah mode tersebut, tentunya kereta kuno
di presentasi Louis Vuitton atau hujan salju buatan di Burberry
merepresentasikan spirit dan karakter dari setiap label tersebut. Selain
konsep teatrikal yang extraordinary , beberapa lansiran koleksi busana
terbaru tentunya juga sama-sama bisa menarik perhatian tamu dan pelanggan
setianya. Pada akhirnya, diyakini menjadi hal ini juga menbjadi sarana hiburan
yang membuat publik untuk terus bergairah dan membuat mereka tertarik untuk
terus menikmati fashion demi kelangsungan industri fashion
No comments:
Post a Comment