NEW
YORK
New York membuka
fashion week musim gugur dan dingin 2014/2015 di minggu pertama. Jika
koleki simple dan sporty selalu diidentikan dengan tren di New
York, kini prediksi itu dipatahkan oleh banyak para desainer barunya. Tren New York kini lebih
agresif melalui aksi gaya yang beragam. Contohnya saja koleksi Alexander Wang
yang tampil memukau dengan gaya sporty melalui jaket penuh warna, dan
kemasan yang powerful. Rodarte dan Altuzarra lain lagi, dirinya melansir
ragam koleksi dengan siluet yang simple namun memiliki energi baru melalui
detail yang berani. Sedangkan pemenang untuk kota big apple diraih oleh
Proenza Schouler, koleksinya memberikan energi baru bagi era modern fashion.
Banyak aksi eksperimental hadir dengan energi baru yang fun, muda dan flashy!
Contohnya permainan siluet volume, paduan warna dan material yang berani yang
membuat tangan para hipster masa kini mengangkat iPhone-nya untuk
merekam look favoritnya. Thom
Brown hadir lebih teatrikal, dengan koleksi bernuansa tailored yang maksimalis,
yang terinpirasi dari tata busana gereja, so lovely! Untuk generasi
senior, seperti label Marc Jacobs, Calvin Klein, Michael Kors dan Diane von
Fursternberg, pilihan koleksi bergaris soft, clean pada material atau
corak sekalipun.
LONDON
London musim ini tampil
dengan sangat individual melalui pilihan siluet klasik. Namun potongan
sederhana itu terlihat sangat personal bagi setiap desainer London yang
terkenal edgy! Contohnya saja dengan aksi Mary Katrantzou yang hadir dengan
siluet clean namun dengan aplikasi detail, motif dan embellishment yang baru
lagi. Mary mencoba detail quirky yang fun pada detail bagian depan di
sebuah gaun pendek. Lain lagi dengan Tom Ford dan Christopher Bailey untuk
Burberry Prorsum, kedua brand ini mencoba pilihan gaun hitam glamor yang clean
dan trench coat klasik dengan pulasan lukisan bunga yang lembut. Saat
supermodel Stella Tenant berbalut gaun hitam hasil gabungan dua desain berbeda
di show Tom Ford, cerminan klasik yang baru menyeruak. Kecerdasan desainer
London juga tercermin melalui opsi teknik potong dan material. Hal itu ada pada
Christopher Kane yang hadir dengan nuansa adrogyny, dan aplikasi detail
patchwork yang dikemas dalam nuansa futuris. Sedangkan J.W Anderson hadir
dengan beragam permainan potongan extraordinary pada potongan mini dan
panjang berpola asimetris . Catatan pernting J.W Anderson menggarap material
organik yang totalitas melalui pewarnaan soft dan elegan.
MILAN
Jika Anda ingin menjadi style
icon yang selalu menjadi atensi banyak orang, koleksi desainer di fashion
week di Milan boleh jadi andalan. Menjadi trendsetter merupakan
reputasi yang terus bertahan bagi Milan dengan koleksinya yang kaya warna,
tekstur, dan penuh statement. Musim ini banyak desainer tampil semarak dengan
warna, mulai dari fur jaket atau embellishment skirt dengan
presentasi dua ragam gaya elegan dan sporty. Tiga label Prada, Fendi dan
Marni diramalkan akan menjadi koleksi incaran para fashionista. Saat
mengenakan koleksi mereka dipastikan banyak yang akan tampil bak “Anna Dello
Russo generasi baru” dengan parade statement pieces yang sangat mencuri
mata. Koleksi jaket, coat, rok atau celana, sepatu, dan tas-tasnya
dengan desain extraordinary yang menjadi pembicaraan generasi muda masa
kini. Kreasi sporty dengan sentuhan elegan juga muncul pada kreasi
Jeremy Scoot untuk Moschino yang koleksi tasnya jadi antrean penggemar mode.
Sedangkan pemain lama seperti Versace dan Gucci, rangkaian gaun dan coat musim
dinginnnya hadir dengan potongan klasik yang elegan. Konseptual juga merupakan
ide presentasi koleksi busana, mulai dari set panggung peragaan bernuansa hutan
Dolce & Gabbana dan panggung lingkaran api pada Roberto Cavalli. Satu kata
dari tren Milan dan saat Anda mengenakan koleksinya: Unforgettable!
PARIS
Menutup fashion week, Paris memiliki angin
pembaruan mode paling segar. Desainer Nicolas Ghesquiere menjadi buah bibir
dalam sepekan berkat debut pertamanya untuk Louis Vuitton. Label yang selama 14
tahun dikomandani oleh Marc Jacobs itu, kini menawarkan cita rasa baru di bawah
arahan Nicolas, lebih hip dan muda!
Terusan dan luaran, hadir dengan detail patchwork
pada material kulit, dan seri trunk Louis Vuitton yang ikonis pun jadi satchel bag mini yang mencuri hati. Ya, bicara
soal pembaruan, pekan mode di Paris menggaungkan kreasi mewah dalam
simplisitas. Mode inggil yang menjadi kelebihannya, musim ini tak lagi dengan
detail embellishment yang dekoratif
atau kreasi extravaganza, namun melalui craftmanship berpotongan clean dan inovatif. Kreativitas dengan
level tinggi ala mode Paris disajikan melalui pilihan material dengan
pengolahan istimewa seperti wol atau knitwear.
Potongan tailored dengan twist segar dan inspiratif juga terjadi
pada beberapa label sekelas Christian Dior, Balenciaga, Saint Laurent, dan
Givenchy. Beberapa talenta baru sebagai kepala kreatif rumah mode legendaris,
disinyalir sebagai tim sukses di balik gemuruh tren itu. Raf Simons meluncurkan gaun bervolume
hitam dengan potongan low V-neck yang
sophisticated, atau Alexander Wang
dengan sweater kombinasi material
yang dibawakan oleh supermodel Gissele Bundchen. Siapa yang mampu untuk menolak
gaung tren tersebut? Seperti kencangnya tepuk tangan generasi baru penikmat
mode pada tas-tas lansiran Saint Laurent rancangan Hedi Slimane, jaket Karl
Lagerfeld untuk Chanel, atau terusan Celine, Lanvin dan Valentino. Setiap label
bersaing ketat dalam nuansa inovatif, simplisitas, dan tentunya chic yang jadi ciri khas Paris.
No comments:
Post a Comment