PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

PARIS FASHION WEEK AW 2017/2018

Wednesday, November 2, 2011

HARPERS BAZAAR INDONESIA: NOVEMEBER 2011 ISSUE: LOUIS VUITTON FASHION REPORT: FALL WINTER 2011/2012








POLISI FASHION

Perbaharui gaya berbusana Anda dengan eksplorasi bernapas feminin yang provokatif agar terbebas dari kebosanan. Adi Surantha melaporkan dari presentasi Louis Vuitton di Bangkok.

Perjalanan panjang rumah mode dan catatan kesuksesannya tentu memiliki satu pendekar yang teramat penting, yaitu kepala kreatifnya. Label fashion asal Perancis Louis Vuitton beruntung memiliki Marc Jacobs sebagai desainer fashionnya. Merek yang awalnya lahir dan dibaptis sebagai sebuah label yang memproduksi koper-koper legendaris sejak 1854, memasuki era milenium justru memantapkan diri sebagai pemilik kekuatan fashion di segala lini. Lini busana siap pakai menjadi objek kecintaan baru penikmat fashion sejak Marc Jacobs bergabung pada label ini pada 1997. Hal itu terus terbukti dari musim ke musim di perputaran fashion, di mana label yang ditanganinya ini selalu menjadi buah bibir dan salah satu kode pencetus tren fashion dunia. Harper’s Bazaar berkesempatan mengalami kembali untuk melihat lebih dekat kreativitas desainer kelahiran Amerika Serikat ini pada presentasi koleksi Louis Vuitton untuk musim gugur dan dingin 2011 yang diadakan di Bangkok Juni lalu.

Presentasi dimulai dengan barisan model wanita mengenakan jaket bulu, wol hingga terusan dan elemen two pieces yang dilengkapi dengan topi polisi bermaterial bulu. Dari koleksi siap pakai lainnya, beragam koleksi atasan blus, pencil skirt hingga terusan hadir dalam nuansa transparan berkat pilihan material sutera organsa pada busana. Bagian paha perempuan dibiarkan terlihat samar-samar dengan pilihan palet hitam yang misterius. “Fetish juga memiliki sisi positif” ungkap Marc Jacobs mengenai inspirasinya kali ini. Gaun pamungkas transparan dengan luaran trench coat bermaterial sintetis hadir dengan detail trimmed kulit dan taburan monogram yang mejadi ikon label ini. Luaran jaket dan coat hadir dengan plain knits dan celana jodhpur atau celana super mini berpotongan bodysuit meluapkan keberanian wanita. Napas sensual yang meniduri kemolekan tubuh wanita seketika diperhalus dengan garis tailor prima yang kental di era 40-an. Beberapa koleksi sepatu pump hadir dengan aplikasi bukaan tali kulit berdesain pita ukuran kecil, sungguh memperlihatkan feminitas wanita yang hadir bersama sensualitas yang begitu intelek. Garis tailor yang kental pun bisa dijadikan sebagai reminder bahwa wanita harus terus berjuang memperlihatkan kekuatannya berbarengan dengan rasa bangga pada ciri feminitas yang dimilikinya di era modern kini.

Beberapa atasan sepeti blus dan luaran jaket memilih detail volume pada bagian pundak. Porsi volume dibiarkan maksimalis untuk merayakan glamoritas fashion. Begitupun dengan material bulu yang menghiasi bagian lengan coat atau jaket. Di balik bungkus koleksi busana lain yang tertutup, ragam desain hadir melalui aplikasi material dan desain yang berbeda seperti material yang diproses secara istimewa sehingga menghasilkan tektur yang tak biasa. Contohnya material patent dengan polesan car paint shine ataupun wol dan kulit yang digarap dengan detail lacquered renda bermotif monogram oleh artisan studio fashionnya. Luaran jaket berpotongan oversized yang sekilas terlihat seperti seragam militer sederhana justru menyingkap kemewahan dengan inovasi material wol yang terajut bersama material chain, patent leather yang mengilap dan dekorasi bordiran payet berbentuk floral. Sesekali setiap koleksi hadir dengan aplikasi kerah kulit sejenis peter pan yang dapat dilepas berkat basis inspirasi french maids, beberapa topi polisi melingkari kepala dilengkapi topeng metal emas. Beberapa tangan juga terborgol dengan tas genggam yang didesain menyatu. Koleksi yang sekilas terlihat seragam justru jika diperlihatkan secara detail mewartakan keragaman karakter setiap pribadi wanita. Prinsip keseragaman dalam berbusana pada wanita diminta untuk ditanggalkan melalui twist gaya dan sentuhan yang personal. Walau harus terlihat tersembunyi dalam detail elemen busana, karakter wanita era kini seharusnya tetap bercahaya di lingkup komunitasnya sendiri.

Beberapa koleksi terusan hadir dengan siluet A-line , beberapa koleksi rok memilih potongan menutupi lutut dalam siluet pensil yang diramalkan menjadi tren gaya akhir tahun. Rok pensil hadir dengan material wol polos atau detail menyerupai sisik ular phyton yang mengilap dan modern. Beberapa sabuk berdesain korset hadir dengan material kulit patent, aplikasi kancing bundar sebagai bukaan juga hadir dengan ukuran hiperbola. Elemen busana tersebut hadir untuk melangkah bersama kedua kaki yang berbalut boots bermaterial lace kulit atau pilihan glossy rubber dalam warna merah dan hijau redup. Barisan ini memperlihatkan keindahan wanita seutuhnya melalui napas lady like yang berlatar belakang pendidikan tinggi yang kadang-kadang ingin terbebas dari kekangan pada tuntutan dan rutinitas

Ide gaya provokatif yang diperkenalkan oleh Marc Jacobs melalui koleksinya ini justru melahirkan tiga rangkuman wanita kini yang saya rasa juga dia amini. Wanita yang bangga pada feminitasnya dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk memperlihatkan emansipasi yang berdayaguna di komunitasnya. Walaupun kadang kodratnya yang lemah namun warisan fashion yang ada bagi wanita terlalu sayang untuk tidak dieksplorasi dan dinikmati. Koleksi Louis Vuitton ini bisa membantu memperbarui wacana dan gaya busana Anda. Walaupun Marc Jacobs harus mencoba dari sisi yang nakal, namun saya dan Anda tahu bahwa setiap insan memang butuh jatuh ke lembah yang buruk dahulu untuk menjadi manusia yang baru.

No comments:

Post a Comment